1. TIMUR DAN BARAT
Filsafat Timur selalu dipadankan dengan filsafat Barat. Secara geografis
atau topologis, filsafat Timur adalah filsafat berpikir yang pada
umumnya berlaku atau dihidupi oleh orang-orang dari belahan Timur globe
ini; bagaimana mereka melihat dan memahami realitas di sekitarnya.
Sedangkan filsafat Barat pada umumnya berlaku dan dihidupi oleh
orang-orang yang hidup di belahan dunia Barat, termasuk seluruh Eropa
daratan, Asia Barat, dunia Anglo-Saxon (Inggris, Irlandia, Scotlandia,
USA dan Canada). Dalam filsafat ini kita melihat pelbagai pandangan dan
pemahaman orang-orang Barat tentang dunia dan realitas hidup mereka.
Kalau kita mau meneropong pandangan-pandangan atau pola berpikir dan
pola tingkah-laku orang-orang di belahan dunia Timur maka kita juga akan
menemukan pelbagai macam filsafat karena dunia Timur sendiri terdiri
dari sekian banyak bangsa, negara, kelompok etnis, kebudayaan dan
peradaban yang berbeda. Karena perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan dan
peradaban ini kita juga akan menemukan perbedaan dalam pelbagai sistem,
nilai, ciri dan karakter, bahasa, kebiasaan dan tingkah laku. Ini amat
jelas diperlihatkan dalam variasi cara pandang dan cara berpikir,
penampilan dan sikap hidup serta motivasi hidup manusia dari pelbagai
suku dan bangsa, demikian pula agama dan aliran-aliran kepercayaan yang
berbeda.
2. MAKNA PERBEDAAN BARAT DAN TIMUR
Sebagai manusia, makhluk berpikir, kita semua adalah sama. Semua manusia
memiliki harkat dan martabat yang sama. Semua manusia memiliki rasa
harga diri yang sama. Namun perbedaan kita terletak pada pola pikir dan
pola pandang kita terhadap dunia yang menurunkan pelbagai macam
perbedaan lain baik yang secara transparan, yang dapat dilihat dan
dibaca maupun secara tersembunyi dan tidak kelihatan.
Untuk dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang filsafat Timur
maka baiklah dibuat pemetaan mengenai pelbagai soal yang dibahas dalam
wilayah filsafat Timur. Dalam bahasan ini kita akan lebih memusatkan
perhatian pada kebudayaan-kebudayaan besar yang diambil sebagai pusat
peradaban dunia seperti Cina – India, Jepang, dan sebagainya. Peradaban
Cina melahirkan paham-paham Budhisme yang sudah agak lebih berkembang
karena pertemuannya dengan peradaban dan kebudayaan-kebudayaan setempat.
Peradaban ini juga menurunkan aliran filsafat utama seperti
Confucianisme dan Taoisme. Kebudayaan dan peradaban India melahirkan
Hinduisme dan Budhisme pada tahap perdana. Dari peradaban seperti ini
lahirlah banyak penemuan dalam dunia ilmu pengetahuan dan para pemikir
serta pertapa-pertapa besar. Kebudayaan dan peradaban Jepang menampilkan
Shintoisme dan Zen Budhisme serta kepercayaan-kepercayaan lain dalam
persentuhan antara kebudayaan asli dengan perkembangan-perkembangan
Budhisme.
Secara khusus kita juga akan melihat filsafat Nusantara yang membentang
dari ujung Barat sampai ujung Timur kepulauan Nusantara ini. Kita
melihat bagaimana orang-orang Indonesia dengan variasi kebudayaan dan
peradaban memandang dan memahami realitas hidupnya; bagaimana dia hidup
dan memandang kosmos, diri dan sesamanya manusia, dan Tuhan atau Wujud
Tertinggi yang dianggapnya sebagai Yang Mutlak. Bagaimana pola sikap dan
tingkah hidup yang dibentuk berdasarkan pandangan mereka tentang
realitas hidup mereka.
3. PERBEDAAN FAHAM BARAT DAN TIMUR
Untuk dapat melihat perbedaan-perbedaan antara manusia-manusia Barat dan
Timur kita perlu mengenal ciri-ciri utama dari masing-masingnya.
• Belahan dunia Timur terdiri dari banyak negara yang memiliki jumlah
penduduk yang sangat besar sejalan dengan angka kelahiran yang masih
tinggi di banyak negara. Banyak penduduknya masih diklasifikasi sebagai
kaum miskin dan masih hidup di bawah taraf manusiawi. Sejalan dengan
kepadatan penduduk dan kemiskinan kita masih dapat menemukan pelbagai
gejala lemah lainnya sebagai turunan dari ciri pokok di atas.
• Berbeda dengan manusia Barat yang lebih aktip, manusia Timur lebih
bersikap pasip. Ini dapat dicerna dalam ajaran-ajaran pokok misalnya
penghormataan terhadap kosmos, alam semesta, Konfucianisme, Taoisme,
Buddhisme, dll.
• Di dunia Timur penekanan utama lebih diberikan kepada karya intuisi
dan perasaan (mempertemukan akal budi dengan intuisi, inteligensia
dengan perasaan), juga penekanan lebih pada hidup batiniah, spiritual
dan mistis. Atas dasar ini tujuan belajar bagi orang Timur adalah lebih
untuk mencapai kebijaksanaan dan kebaikan hidup (harmoni dengan kosmos)
daripada penyebaran pengetahuan dan informasi, sebagai akibat dari
penekanan pada akal budi dan karya intelek sebagaimana di dunia Barat.
Penekanan hanya pada akal budi di dunia Barat menjadi dasar penguasaan
manusia atas alam dunia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi,
kapitalisme, penemuan-penemuan dunia baru dan imperialisme. Pengetahuan
dan informasi sungguh mendapat perhatian dan penyebarannya pun mendapat
tempat utama.
• Di dunia Barat alam dunia dilihat sebagai objek dan lapangan kerja,
dan manusia harus menguasainya demi kepentingannya sendiri. Di dunia
Timur, manusia dilihat sebagai bagian utuh dari alam dan oleh karena itu
penekanan lebih diberikan kepada etika harmoni dalam hidup setiap
orang. Dengan kata lain kalau di dunia Barat orang lebih berpegang pada
prinsip “berbuat lebih penting daripada sekadar hadir dan ada” (to do is
more important than to be), di dunia Timur orang lebih mengutamakan
“ada dan kehadiran daripada apa yang seseorang perbuat” (to be is more
important than to do). Karena itu orang Timur kurang suka adanya
pertentangan, konflik dan kompetisi; tidak biasa masuk dalam konflik
frontal dengan orang lain dan pelbagai sikap dan kesulitan atau
keuntungan psikologis lain yang berakar dari sini.
4. FILSAFAT BERPIKIR ORANG TIMUR
“Berpikir” dalam arti aktip berarti mengonfrontasikan diri dengan dunia
di luar diri kita. Oleh karena itu filsafat berpikir orang Timur
haruslah dilihat dalam jalur bagaimana orang-orang Timur melihat alam
dunianya; bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan sesama dan
bagaimana mereka melihat dan percaya serta menggantungkan seluruh diri
mereka pada suatu wujud ilahi yang dianggap menjadi pencipta atau
pendasar dan penyelenggara segala sesuatu.. Dari perspektif ini alam
filsafat Timur itu bersifat sangat human dan religius. Paham-paham
religius kosmis sungguh menguasai seluruh tata kehidupan seorang Timur.
Karena itu pendekatan emosional-spiritual jauh lebih kuat dibandingkan
dengan pendekatan rasional-teoretis seperti di dunia Barat. Justru di
dunia Timur paham-paham kosmis dan kosmogonis amat kuat berikut
paham-paham religius seperti apa yang kita temukan dalam Hinduisme,
Buddhisme, Konfusianisme, Taoisme, agama-agama arkhais, aliran
kebatinan, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar