Sabtu, 02 Januari 2016

~Lebel Pertemanan Dengan Dia~

 
Tangan kekar itu terus membolak balik halaman demi halaman koran yang kini tengah menyita perhatianya. Sesekali dirinya membenarkan letak kacamata kerja yang bertengger dengan elegan di hidung mancungnya.
 
"Hahh~" satu lenguhan bosan berhasil terdengar dari bibir tebalnya.
 
Pria paruh baya itu lantas menolehkan pandanganya ke jendela.
 
 "Musim panas." Gumamnya.
 
"Summer?" bibir tebalnya lantas tertarik, menghasilkan sebuah senyum tipis. . 
 
FLASHBACK
 
Semua pandangan para gadis kini tengah tertuju pada seorang namja dengan pawakan tinggi dan wajah rupawanya. Mereka terus saja melakukan hal-hal aneh untuk merebut perhatian namja itu. Sayang, namja yang mereka puja justru sedang menatap lekat ke arah seorang yeoja mungil yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.
 
"Berhenti menatapnya, segera duduk, dan pesanlah makanan" suara itu berucap tegas dan jengah secara bersamaan.
 
Kyuhyun-namja yangsejak tadi kita bicarakan-menolehkan kepalanya ke arah Donghae dan segera mendudukan dirinya di salah satu kursi kosong.
 
"Aku tau kau menyukainya" Donghae berujar dengan pandangan fokus membaca deretan nama makanan di sebuah kertas yang kini tengah ia pegang.
 
"Aku tau kau tau" Kyuhyun menjawab sekenanya.
 
"Hhh~ Berhentilah bersikap seperti seorang remaja Kyu- ah aku pesan dua nasi goreng" Donghae 
menyerahkan buku menu itu kepada pelayan yang baru saja mencatat pesananya.
 
"Baiklah, sampai dimana tadi aku? Ah, berhentilah bersikap seperti remaja Kyu, aku tau usiamu memang jauh dibawah rata-rata usia siswa kelas akhir pada umumnya, kuakui kau cerdas, tapi kau payah soal perempuan." Celoteh Donghae.
 
Kyuhyun tak menjawab apapun, dirinya tetap memandang sosok itu dalam diam.
 
"Dengarkan aku, dia memang tak secantik Hyuna, tak sepolos Seohyun, dan tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan bagaimana sexy nya Victoria-"
Kyuhyun merengut masam kala nama-nama mantan kekasihnya lah yang Donghae sebut barusan.
 
"-tapi, dengan wajah manis dan sikap baiknya itu, aku yakin banyak namja yang rela menunggunya. Yah, kuharap sainganmu tak terlalu berat."
 
Kyuhyun tak menjawab, namun dalam hatinya, Kyuhyun benar-benar menyetujui perkataan Donghae.
 
"Lalu, bagaimana agar aku bisa dekat denganya?" Kyuhyun berujar santai, namun dengan perasaan yang antusias.
 
"Sesuai instingmu sebagai seorang pria ,Kyu"
 
.
 
.
 
"Nah jadi angka ini bisa kita gunakan sebagai blah blah blah blah"
 
Yah, kurang lebih itu lah yang dikatakan seorang Guru paruh baya itu menurut pendengaran Kyuhyun. Daripada mendengarkan, Kyuhyun lebih memilih mencoret-coret asal buku tulisnya. Toh jika dia ditanya, dia pasti mampu menjawabnya.
 
"Nah Cho Kyuhyun, sejak kapan kau tak mendengarkanku?"
Kyuhyun mendongak dan mendapati Guru yang tadi berada didepan kelas kini berada tepat dihadapanya, dan jangan lupakan pandangan yang seolah ingin menerkam Kyuhyun hidup-hidup itu.
 
"Aniyo, saya mendengarkan anda seongsaenim" Kyuhyun segera membalik bukunya dari halaman yang penuh coretan ke halaman yang...sama saja penuh coretan.
 
"Begitukah? Kalau begitu, bisa kau jelaskan apa yang tadi ku katakan?"
 
Kyuhyun terdiam. Dirinya memang bisa jika disuruh mengerjakan soal matematika tanpa mendengarkan, tapi tidak jika mengulang apa yang Guru tua menyebalkan-menurut Kyuhyun- itu katakan.
.
.
.
.
Dan disinilah Kyuhyun sekarang. Guru tua menyebalkan-menurut Kyuhyun-itu mengusirnya dari kelas.
 
"Tak apa, setidaknya aku bisa membaca komik sepuasku" monolog Kyuhyun.
 
"Ck, aku tak membawa komik" Kyuhyun menyandarkan kepalanya ke dinding dan segera memejamkan mata. Mencoba serileks mungkin..rileks..rileks..ril-
 
 
DUK DUK DUK
 
 
Kyuhyun mengumpat pelan kala mendengar suara hentakan kaki yang keras itu mendekat ke arahnya.
 
Mata yang tadinya tertutup itu kini terbuka sedikit, hanya sedikit. Kyuhyun penasaran siapa orang yang berjalan dengan gaduh seperti itu.
 
Rambut panjang, dihiasi bandana berwarna pink? Dia yeoja ternyata.
 
"WOAH..! GURU MENYEBALKAN! SIAPA JUGA YANG INGIN MENGIKUTI PELAJARAN MEMBOSANKAN ITU HUH?!" gadis itu berteriak. Cukup keras untuk ukuran seorang yeoja.
 
Kyuhyun membuka matanya dengan sempurna. Ya, dia hafal betul pemilik suara itu. Gadis yang selama ini selalu mencuri perhatianya.
 
"Kau..dihukum?" Kyuhyun bertanya dengan nada canggung.
 
"Eoh?" merasa ada yang mengajaknya berbicara, gadis itu lantas menolehkan kepalanya dan mendapati Kyuhyun tengah menyandarkan kepalanya ke dinding dengan mata yang terpejam.
 
"Kau..berbicara padaku?" Sungmin ganti bertanya.
Anggukan kecil Kyuhyun membuat Sungmin menjawab dengan wajah kesal.
 
"Ya, aku dikeluarkan dari kelas matematika hanya karna aku tak memahami apa yang guru tua itu katakan! Dasar menyebalkan! Eh, kau Kyuhyun kan?" Sungmin memandangi lekat wajah tampan Kyuhyun.
 
"Ya" Kyuhyun menjawab singkat.
 
"Lalu, apa yang sedang kau lakukan disini?"
 
"Sama sepertimu"
 
"Kau juga dihukum? Wae?"
 
"Aku tak mendegarkan apa yang guru tua itu katakan"
 
"Kau pasti tetap bisa mengerjakan walau kau tak mendengarkan bukan? Huh! Andai saja otak ku seperti otakmu" ucapan polos itu membuat Kyuhyun terkikik geli.
 
"Ah, namaku Sungmin, Lee Sungmin" ucapnya sembari menyodorkan tangan kananya.
Kyuhyun yang awalnya terdiam lantas membalas sodoran tangan itu, dan menjabatnya lembut.
 
"Aku, Kyuhyun, Cho Kyuhyun"
 
"Ini tetap terasa beribu ribu kali lipat menyenangkan, bahkan saat kits dihukum" Kyuhyun berujar dalam hati.
.
 
.
 
.
 
Sejak hari itu, hubungan Kyuhyun dan Sungmin makin membaik. Gosip tentang hubungan mereka pun telah menyebar ke seantero sekolah. Namun, hubungan mereka tak lebih hanya sebatas 'teman'.
 
"Bagaimana dengan Kyuhyun?" gadis disebelah Sungmin itu nampak sangat antusias, tak sabar mendengarkan kisah kisah romantis yang dilakukan Kyuhyun kepada Sungmin, bak seorang Raja kepada Ratunya.
 
"Seperti biasa" Sungmin menjawab singkat, dirinya terlalu malah bercerita untuk hari ini, ditambah keadaan perutnya yang sangat kelaparan.
 
"Hubungan kalian?" pertanyaan ke dua Eunhyuk sukses membuat Sungmin memandang heran ke arahnya.
 
"Apa maksutmu?"
 
"Kalian berpacaran atau..bagaimana?"
 
"Kami..kami..aku tak tau, mungkin berteman?"
 
"Yak! Apa maksutmu?! Kalian tak ada ikatan sama sekali?! Sadarkah kau banyak wanita diluar sana yang siap merebut Kyuhyun kapanpun kau lengah?!"
 
"Kau berlebihan. Lagi pula, apa ikatan itu sangat penting?"
 
"Ung!" Eunhyuk menganggu semangat, membuat pita berwarna abu-abu yang bertengger manis di rambutnya hampir terlepas.
 
"Aku dan Donghae juga sudam dalam satu hubungan" Eunhyuk berujar bangga.
 
"Itu karena Donghae memang berada dalam satu hubungan dengan semua gadis" cibir Sungmin.
 
"Yah! Jaga ucapanmu Ming!" jemari lentik Eunhyuk mencubit dengan keras pinggang ramping Sungmin.
 
"Aw!" dan Sungmin hanya mampu menyuarakan kesakitanya tanpa berani membalas.
 
"Sejujurnya, aku memang sedikit tak nyaman dengan keadaan ini. Kau tau? Aku tak berhak marah kepada setiap gadis yang selalu berusaha mencuri perhatianya. Dan, sangat menyedihkan jika melihat foto bersama kami, sangat dekat namun..tak mampu menjelaskan apapun" Sungmin tersenyum kecut kala membayangkan semua hal itu.
 
"Baiklah-baiklah. Lalu, apa yang harus aku lakukan Hyukie-ah? Dan tolong ingat sesuatu, aku ini yeoja, sama sepertimu, jadi jangan suruh aku untuk meminta kejelasan kepada Kyuhyun, itu sangat sangat sangat amat memalukan" Sungmin memilih mengalah.
 
"Jangan panggil aku seperti itu! Hanya Donghae yang boleh memanggilku dengan panggilan manis tersebut!" Eunhyuk mengerucutkan bibirnya kesal.
 
"Eung, begini saja. Kau diamkan Kyuhyun untuk beberapa saat, diamkan dalam artian tak terlalu peduli. Dengan begitu dia akan merasa bingung dan bertanya padamu apa yang terjadi, dan kau tinggal menjawab kalian tak ada hubungan, jadi Kyuhyun tak ada hak untuk mengaturmu" Eunhyuk mengutarakan pikiranya. Dan ditanggapi anggukan pelan oleh Sungmin.
 
Sejujurnya Sungmin justru takut jika Kyuhyun malah balik membencinya.
.
.
.
.
Kyuhyun memandang kosong ke arah papan tulis dihadapanya. Kelas masih sangat sepi, meraka mungkin terlalu malas untuk datang ke kelas seawal ini. Atau mungkin Kyuhyun yang terlalu rajin datang ke kelas? Entahlah.
 
Suara cekikin dua orang di koridor membuat Kyuhyun memandang pintu kelasnya, dan kembali memandang kosong ke arah papan tulis saat tau siapa yang akan datang.
 
"Hei Kyu! Kau datang sepagi ini?"
 
Benar duggan Kyuhyun, Donghae dan Eunhyuk yang akan masuk –mengganggu- ke kelas.
 
"Dan, dimana Sungmin?" Donghae bertanya penasaran saat tak menemukan Sungmin bersama Kyuhyun. Tak seperti biasanya, pikir Donghae.
 
"Aku yakin kekasihmu sudah menceritakan semuanya" Kyuhyun berujar dingin.
 
 
KREEK
 
 
Donghae menarik dua kursi ke sebelah Kyuhyun dan mendudukan dirinya di salah satu kursi, serta 
menepuk kursi disebelahnya, mengisyaratkan Eunhyuk untuk mendudukin kursi tersebut.
 
"Dia mendiamkanmu?" tanya Donghae.
 
"Ya, dan itu wajar." Donghae langsung memandang heran ke arah Eunhyuk, begitu pula Kyuhyun.
 
"Wae? Aku benar bukan? Aku juga akan melakukan hal yang sama jika aku menjadi Sungmin" Eunhyuk balik menatap kekasihnya dan Kyuhyun.
 
"Aku wanita, Sungmin juga. Kau fikir bagaimana perasaanya saat dia saat berada dalam status hubungan yang tak berstatus?" Eunhyuk mencoba menjelaskan, bagaimana pun Donghae dan 
 
Kyuhyun adalah seorang pria, wajar jika mereka tak mengerti apa yang dimaksut oleh Eunhyuk.
 
"Apa, status sangat penting? Kurasa jika kita saling nyaman, itu sudah cukup bukan?" Kyuhyun 
menatap Eunhyuk dengan lekat.
 
"Alihkan pandangamu" desis Donghae yang sukses membuat Kyuhyun memutar bola matanya jengah.
 
"Label kalian hanyalah label pertemanan" Eunhyuk berujar dengan penekanan di setiap katanya.
 
'Dan label pertemanan adalah label yang paling ku benci' Kyuhyun berujar dalam hati.
 
"Jadi, kapan kau akan menyatakan perasaanmu pada Sungmin? Ingatlah, festival hari terakhir sekolah tinggal menghitung minggu. Cepat lakukan atau kau akan menyesal"
.
 
.
 
.
 
I remember when we were yelled at for talking in the halls
 
I don't know why it was so fun even when we were being punished
 
After that day (yeah yeah) we always (yeah yeah)
 
Stuck together like the Astro twins, you were me and I was you
 
Sungmin yang duduk di bangku depan sesekali ikut bernyanyi, lagu yang kini dinyanyikan oleh salah satu temanya merupakan lagu favoritnya. Entahlah , musiknya sangat menenangkan, ditambah liriknya yang begitu menggambarkan perasaanya.
 
"Hah~~" Sungmin memandangi sekelilingnya, memandang semua temanya yang sedang bercengkrama dengan sangat akrab, memandang ruangan-ruangan, dari yang sering ia kunjungi, hiangga tempat yang sangat jarang untuk ia kunjungi.
 
"Aku pasti akan merindukan semuanya" Sungmin kembali fokus kepada lagu yang sedang diputar.
 
"You cried on the day before gra-"
 
"Hey" namun nyanyianya terhenti kala sebuah suara yang sangat ia kenal menyapa indra pendengaranya.
 
'Aku juga pasti akan merindukanmu'
 
"Hey, Kyu" balas Sungmin dengan senyum manisnya.
 
"Kenapa tak bergabung dengan yang lain?"
 
"Aku terlalu malas untuk itu"
 
Kyuhyun tertawa pelan, meskipun ia merasakan ada yang aneh dari Sungmin.
 
"Tak terasa, hari ini adalah hari festival akhir sekolah. Aku pasti akan merindukan dengan semua hal yang pernah aku lalui disini." Kyuhyun tersenyum membayangkan apa-apa saja yang ia lakukan selama tiga tahun terakhir ini.
 
"Kau akan melanjutkan sekolahmu dimana Ming?"
 
"Aku? Aku belum berfikir sejauh itu Kyu. Bagaimana denganmu? Ah, biar kutebak kau pasti tak perlu pusing untuk memikirkan kemana kau akan melanjutkan sekolahmu, mengingat nila sempurnamu. Ah, aku jadi iri" Sungmin menggembungkan pipinya.
 
 
 MY MY MY OH MY
 
 
"AH, aku mengangkat telfon sebentar Kyu" Sungmin berpamitan dan segera menjawab telefon itu.
Tak selang berapa lama Sungmin kembali dan lagi-lagi berpamitan kepada Kyuhyun.
 
"Siapa?"
 
"Eomma. Dia menyuruhku pulang"
 
"Perlu kuantar?"
 
"Ah tidak usah, pamitkan pada Eunhyuk dan Donghae kalau aku tak bisa mengikuti pesta ini hingga akhir. Anyeong Kyu"
 
Sungmin segera berbalik dan berjalan cepat, hampir berlari malah. Mati-matian Sungmin menahan air mata bodoh yang terus saja memaksa keluar.
 
'Bahkan semua ini berakhir tanpa ada awal'
.
 
.
 
 
Kyuhyun memandang punggung Sungmin dengan nanar. Sedikit lagi semuanya berhasil, sedikit lagi Sungmin akan jadi miliknya, sedikit lagi label pertemanan bodoh itu akan terhapus.
 
"Hey! Dimana Sungmin?" Eunhyuk bertanya sembari menolehkan pandanganya ke semua arah, mencoba menemukan sahabat dekatnya.
 
"Dia pulang. Entahlah,dia sangat tergesa-gesa"
 
Eunhyuk dan Donghae langsung melempar pandang satu sama lain, membuat Kyuhyun menatap curiga ke arah mereka.
 
"Tapi, kau sudah berhasil kan?" kini giliran Donghae yang bertanya.
 
"Belum. Tak apa, mungkin besok aku akan datang kerumahnya." Kyuhyun mengendikan bahunya.
Eunhyuk dan Donghae kemabli melempar pandang satu sama lain, membuat Kyuhyun kembali menatap curiga ke arah mereka.
 
"Dia mengatakan sesuatu? Sesuatu yang penting maksutku?" Eunhyuk berujar dengan hati-hati.
 
"Tidak."
 
Eunhyuk dan Donghae melempar pandang satu-
 
"Yak! Berhentilah saling memandang sepertri itu! Ada apa sebenarnya?" Kyuhyun yang sudah tak tahan akhirnya menanyakan kebingunganya.
.
 
 .
 
.
 
TUT TUT TUT TUT TUT
 
"Argh!" Kyuhyun menggerang frustasi saat dering telfon nya terus mengganggu tidurnya. Lagi pula siapa yang menelfonya sepagi ini?
 
"Yeoboseyo?"
 
'Kyu? Kuharap kau tak serangan jantung mendengar berita ini'
 
"Eunhyuk? Ck, cepatlah katakan apa yang ingin kau katakan dan biarkan aku kembali tidur"
 
'Sungmin akan pergi ke China pagi ini, kuharap kau segera ke Bandara, sebelum terlambat'
 
 
KLIK
 
 
Sambungan telfon memang sudah diputuskan sepihak oleh Eunhyuk, namun Kyuhyun tetap tak bergeming. Mencoba mencerna apa yang baru saja Eunhyuk katakan.
Tak bertahan lama karena detik selanjutnya Kyuhyun dengan secepat kilat mengambil kunci mobilnya dan berlari keluar rumah-dengan penampilan khas orang bangun tidur-.
.
.
.
 
Berkali kali Kyuhyun mendapat umpatan dari pengguna jalan yang kesal karena Kyuhyun mengemudi dengan sangat tidak hati-hati.
Persetan dengan semua itu, yang ada di fikiranya sekarang hanyalah Sungmin.
Bukan bandara, tapi Apartemen Donghae lah yang Kyuhyun datangi.
 
 
TIN TIN TIN
 
 
Turun dari mobil dan mengetuk pintu apartemen Donghae? Itu sangat membuang waktu. Jadi Kyuhyun lebih memilih diam dan mobil dan terus membunyikan klakson. Sepertinya berhasil, karena kini Donghae dan Eunhyuk sedang berjalan ke arahnya dengan Donghae yang terlihat sangat sangat amat kesal.
 
"Yah! Ada apa?!" Donghae berujar kesal.
 
"Sungmin?" Kyuhyun mengabaikan umpatan Donghae dan beralih menatap Eunhyuk.
 
"Dia dibandara bodoh! Untuk apa kau kesini?!" Donghae kembali berujar dengan nada tinggi.
 
"Siapa yang bodoh? Kekasihmu tak memberi tahu bandara apa yang Sungmin datangi!" Kyuhyun berujar jengkel dan mengisyaratkan sepasang kekasih itu memasuki mobilnya.
. . 
.
.
 
.
 
"Kalian ini temanku atau justru musuhku huh?!" Kyuhyun menatap ke kaca kecil yang berada di atasnya guna memandang sepasang kekasih di belakangnya.
 
"Ung..ada opsi lain?" Eunhyuk berujar tanpa beban.
 
"Ck, hubungi Sungmin. Katakan padanya kau ingin mengucapkan salam perpisahan atau apapun yang dapat membuatnya tak berangkat ke China"
 
"Maaf tuan Cho, tapi aku tak sebodoh itu" Eunhyuk memperlihatkan layar ponselnya yang menunjukan banyak sekali panggilan yang ditujukanya untuk Sungmin.
.
.
.
.
"Biarkan aku masuk!" Kyuhyun terus saja memaksa masuk dan melewati dua penjaga yang menyebalkan itu.
 
Donghae yang jengah segera menghampiri Kyuhyun dan mencoba menahanya. Sementara Eunhyuk mencoba selembut mungkin untuk berbicara dengan penjaga itu.
 
"Maaf, apa penerbangan ke China sudah pergi?"
 
"China? Ah ya, lima menit yang lalu" jawab salah satu penjaga membuat Eunhyuk,Donghae, dan tentu saja Kyuhyun diam membeku.
 
Donghae menatap Kyuhyun dengan pandangan mengejek.
 
"Wae? Kau menyesal? Kau sudah terlambat,Kyu".
.
.
 
.
.
 
 "Aku terlambat?" Kyuhyun tersenyum simpul.
 
"Kyu~!" suara cempreng itu membuat Kyuhyun menolehkan pandanganya ke arah sumber suara.
 
"Kurasa tidak" Gumam Kyuhyun.
 
"Mingkyung menghubungiku, dia berkata akan kesini satu jam lagi" wanita itu berjalan pelan ke arah sang 'Suami'.
 
"Apa yang kau lakukan?" wanita itu memandang penasaran saat melihat sebuah buku yang cukup tebal berada di pangkuan sang 'Suami'.
 
"Hanya sedang mengenang perjalananku saat berusaha menghapus 'label pertemanan' kita." Kyuhyun segera berdiri dan menarik sang istri kedalam rengkuhan penuh cintanya.
 
"Aku sangat mengingatnya, semua ini akan berakhir tanpa awal" Sungmin makin mengeratkan pelukan Kyuhyun ke tubuhnya, dan ikut tersenyum kala mengingat masa-masa sulit mereka.
.
.
.
.
Kyuhyun terdiam, tak peduli orang orang memandanginya dengan pandangan 'aku tak pernah melihatnya, apa dia orang gila baru?' . Hey! Bagaimana tanggapanmu jika ada seseorang yang berdiri selama ber jam-jam tanpan melakukan apapun ditengah taman yang luas?
 
Ditambah orang itu terus saja...terisak?
 
"Maafkan aku Ming. Ini hanya monolog, aku mencintaimu. Aku benci saat melihat semua foto kita, terlihat bahagia namun tak bisa menjelaskan apapun. Aku tau kau tersiksa dengan semua keadaan itu, aku pun juga merasakanya. Aku benar-benar membenci label bodoh yang mengikat kita. Maafkan aku, aku bodoh!" Kyuhyun berbicara dengan dada yang naik turun menahan emosi.
 
"Kau memang bodoh"
 
"Ya! Aku bodoh! Aku- apa?" Kyuhyun mengerutkan keningnya saat mendengar suara yang selalu berhasil membuat perasaanya tenang. Tapi sekarang tidak, suara itu justru membuatnya merasa bahwa dia memang gila.
 
"Kau bodoh! Kau sangat bodoh! Hiks .. kau bodoh kyu..hiks" suara itu kian mengecil, digantikan oleh suara isakan.
 
Dengan perlahan Kyuhyun membalikan badanya.
 
 
DEG
 
 
Seakan tak bisa bernafas, Kyuhyun diam mematung di tempatnya. Senang melihat seseorang yang menyadarkan betapa bodohnya dirinya kembali. Sakit melihat orang yang sangatdicintai menangis karna kebodohan.
 
"Ming?" Kyuhyun melangkah ragu menghampiri Sungmin, secara perlahanmenarik tubuh mungil yang bergetar itu kedalam rengkuhanya.
 
"Tenanglah, aku disini" Kyuhyun berujar lembut, sangat lembut.
 
"Hiks. Bodoh! Aku yang seharusnya berkata seperti itu!" Sungmin mencubit perut Kyuhyun.
 
"Kau kembali?" Kyuhyun betujar pelan, takut jika jawaban yang akan keluar dari bibir shape M itu justru membuatnya semakin gila.
 
"Iya" Sungmin berujar singkat, namun sarat akan keyakinan.
 
"Kau bodoh"
 
"Eoh?" Sungmin menjauhkan dirinya dari tubuh Kyuhyun demi untuk menatap wajah Kyuhyun, menuntut penjelasan.
 
"Karna kau kembali untuk orang bodoh, dan gila" .
.
.
.
.
 "Dan sekarang, label pertemanan yang gila dan bodoh itu berhasil ku hapus" Kyuhyun mencium puncak kepala sang istri.
 
"Hng" hanya itulah yang keluar dari mulut Sungmin, Sungmin lebih memilih memejamkan matanya dan menikmati semua perlakuan sang Suami yang selalu berhasil membuatnya tenang dan berdebar di saat yang bersamaan.
 
"Mingkyung sebentar lagi datang bukan? Apa dia datang bersama Joohyuk?"
 
"Tentu saja, dia selalu merepotkan suaminya dalam hal setir menyetir. Itu semua karenamu Kyu"
 
"Apa? Bagaimana bisa?" sergah Kyuhyun tak terima.
 
"Kau menyerahkan perusahaanmu kepada menantumu, tetapi kau tidak mengajari anakmu untum menyetir"
 
"Tolong ming, itu sama sekali tak ada hubunganya"
 
 
TING TONG
 
 
"Apa itu mereka?" tanya Kyuhyun memandangi pintu rumah mereka.
 
"Kenapa cepat sekali? Kau tunggu disini, aku yang akan bukakan" ucap Sungmin berjalan ke ruang 
depan.
 
Kyuhyun tersenyum tipis, memandangi punggung istrinya. Jalanya sudah tak secepat saat mereka masih sepasang kekasih. Tapi itu tak mengurangi sedikitpun rasa cintanya kepada Sungmin berkurang. Bahkan rasa cintanya terus bertambah kepada wanita yang telah menemaninya selama 23 tahun lamanya itu.
 
Kyuhyun memandangi arloji klasik yang melingkar di lengan kirinya. Arloji itu merupakan hadiah dari sang anak dan menantunya pada saat ulang tahunya yang ke 46 tahun.
 
"Terlalu cepat, tapi tak buruk" monolog Kyuhyun dan segera berjalan menyusul sang istri untuk menyambut anak, menantu, dan besan sekaligus sahabatnya.
 
"Kalian sudah datang? Kenapa cepat sekali?" pertanyaan Kyuhyun sukses membuat tiga orang yang tadinya sedang berbincang ringan itu menolehkan pandanganya ke arah Kyuhyun.
 
"Aku tidak menghadiri rapat, appa" Joohyuk berujar sembari melirik ke arah Mingkyung yang berada di sebelahnya.
 
"Ck, kau harus belajar menyetir Mingkyung-ah. Ayo masuk" Kyuhyun berjalan memasuki rumahnya diikuti Sungmin,Joohyuk,dan Mingkyung.
 
"Kemana appa dan eomma mu? Apa mereka belum sampai?" tanya Kyuhyun saat sudah mendudukan pantat bulatnya ke kursi ruang tamu rumahnya.
 
"Appa bilang sebentar-"
 
 
TING TONG
 
 
"-apa itu mereka? Biar aku yang membuka" Joohyuk berdiri dan segera berjalan ke pintu, melihat apakah orang tuanya sudah datang atau belum.
 
Tak selang berapa lama Joohyuk kembali dengan sepasang suami istri yang mungkin seumuran dengan Sungmin dibelakangnya.
 
"Hae-ah!" Kyuhyun lantas berdiri dan menyambut sahabat karibnya yang kini merangkap menjadi besanya itu.
 
"Hyukie-ah, lama tak berjumpa" Sungmin segera memeluk erat tubuh Eunhyuk yang sedikit lebih tinggi dari tubuhnya itu.
 
"Aigoo ming-ah..aku benar benar merindukanmu" Eunhyuk balas memeluk tubuh Sungmin.
 
"Bagaimana? Apa Joohyuk adalah suami yang buruk?" Eunhyuk bertanya sembari melirik ke anak semata wayangnya itu.
 
"Ah tidak, justru Mingkyung yang selalu merepotkan Joohyuk" Sungmin berujar dengan senyum yang terpatri di wajah manisnya, terlalu senang bertemu sahabat lamanya, ditambah mereka kini menjadi keluarganya.
 
"Aku buatkan minum dulu" Sungmin berjalan ke dapur untuk membuatkan minuman dan beberapa camilan.
 
"Bagaimana perusahaanmu di Amerika?" Kyuhyun menyilakan kakinya, khas seperti seorang laki laki paruh baya pada umumnya.
 
"Berkembang cukup baik. Bagaimana CKH ? Apa Joohyuk membuat perusahaanmu bangkrut?"
 
"Ya, itu karena anaku terus saja merengek minta diantar saat dia ingin pergi" ucap Kyuhyun membuat Mingkyung merengut kesal.
 
"Ini, silahkan diminum" Sungmin kembali dengan nampas ditanganya, berisi minuman dan beberapa camilan untuk sang tamu.
 
"Setidaknya kelak aku tidak akan menjodohkan anaku dengan anak sahabat karip ku"
 
"Setidaknya kelak aku tidak akan menjodohkan anaku dengan anak sahabat karip ku"
 Mingkyung dan Joohyuk berujar hampir bersamaan, bersamaan malah.
 
"Mingkyung!"
 
"Joohyuk!"
 
Dan orang tua mereka memanggil nama mereka juga secara bersamaan.
 
"Hahahahaha"
Dan kini keluarga kecil itu tertawa kecil secara bersamaan.
 
'Membahagiakan bukan? Aku sudah menghapus label yang paling kubenci, label pertemanan. Dan aku berhasil menggantinya dengan label sepasang suami istri. Dengan bonus seorang anak yang sangat cantik, seorang menantu yang dapat diandalkan, da besan yang merupakan sahabat karibku'.
 
 
 
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar