Kebanyakan umat Islam merasa kebingungan
kenapa mereka melaksanakan ‘Id pada hari yang berbeda? 1 Syawal bisa
mewakili 3 hari yang berbeda. Padahal umat beragama lain seperti
Kristian kompak melaksanakan Natal pada tanggal dan hari yang sama.
Untuk memahami akar permasalahan, berikut ini akan dijelaskan secara
ringkas bersama dengan ilustrasi-ilustrasi untuk membantu pemahaman.
Ambil contoh di bawah ini.
Pada saat Mahgrib, hari Kamis tanggal 11 Oktober,
Hilaal sudah terlihat walaupun harus menggunakan teleskop di Argentina
dan Rio Grande (perhatikan bagian paling Selatan dari benua Amerika dari
gambar di bawah ini). Dengan demikian penduduk Argentina sudah dapat
melaksanakan sholat ‘Idul Fitri pada tanggal 12 Oktober.
Pada hari Sabtu tanggal 13 Oktober, Muslim di
bagian utara termasuk penduduk di Connecticut melihat Hilaal menjelang
Maghrib pada hari itu. Dengan demikian mereka berhenti berpuasa dan
melaksanakan ‘Id pada hari Minggu tanggal 14 Oktober.
Pada hari Sabtu tanggal 13 Oktober, Muslim di bagian utara termasuk
penduduk di Connecticut melihat Hilaal menjelang Maghrib pada hari itu.
Dengan demikian mereka berhenti berpuasa dan melaksanakan ‘Id pada hari
Minggu tanggal 14 Oktober.
Tiga Hari Yang Berbeda
Apa yang terjadi adalah hari raya ‘Idul Fitri dilaksanakan pada tiga
hari yang berbeda. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat diagram di bawah
ini.
Jalan Keluar
Jalan keluar cukup mudah sebenarnya. Jika
Muslims di Rio Grande melihat Hilaal pada tanggal 11 Oktober 2007,
mereka harus merayakan ‘Id pada tanggal 12 Oktober 2007 juga. Pada saat
yang bersamaan mereka memberitahukan saudara-saudara mereka yang tinggal
di bagian dunia lain bahwa 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Jum’at 12
Oktober 2007 di tempat mereka. Jadi cara seperti ini tidak mengenal
konsep mathla’.
Merupakan sebuah kekonyolan jika Argentina
yang berbeda waktu dengan Chicago kurang dari 24 jam atau 1 hari,
melaksanakan hari raya dengan perbedaan 2 hari. Sangat tidak masuk akal.
Minggu, 03 Januari 2016
[Filsafat Positiv VS Filsafat Negatif]
1. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya.
2. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita
3. Filsafat membuat kita lebih kritis
4. Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
- Menalar secara jelas
- Membedakan argumen yang baik dan yang buruk
- Menyampaikan pendapat secara jelas
- Melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
- Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
5. Filsafat dapat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan cara pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis
1 Agar terlatih berpikir serius
2. Agar mampu memahami filsafat
3. Agar mungkin menjadi filsafat
4. Agar menjadi warga negara yang baik
1. Filsafat menolong mendidik,
2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari.
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri
5. Filsafat memberikan dasar,-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, Ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
1. Filsafat akan mengajarkan untuk melihat segala sesuatu secara multi dimensi – Ilmu ini akan membantu kita untuk menilai dan memahami segala sesuatu tidak hanya dari permukaannya saja, dan tidak hanya dari sesuatu yang terlihat oleh mata saja, tapi jauh lebih dalam dan lebih luas. Dengan kata lain,
2. Filsafat mengajarkan kepada kita untuk mengerti tentang diri sendiri dan dunia – Manfaat belajar filsafat akan membantu memahami diri dan sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
3. Filsafat mengasah hati dan pikiran untuk lebih kritis terhadap fenomena yang berkembang – Hal ini akan membuat kita tidak begitu saja menerima segala sesuatu tanpa terlebih dahulu mengetahui maksud dari pemberian yang kita terima.
4. Filsafat dapat mengasah kemampuan kita dalam melakukan penalaran – Penalaran ini akan membedakan argumen, menyampaikan pendapat baik lisan maupun tertulis, melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang lebih luas dan berbeda.
5. Belajar dari para filsuf lewat karya-karya besar mereka – Kita akan semakin tahu betapa besarnya filsafat dalam mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, karya seni, pemerintahan, serta bidang-bidang yang lain.
6. Filsafat akan membuka cakrawala berpikir yang baru – Ide-ide yang lebih kreatif dalam memecahkan setiap persoalan, lewat penalaran secara logis, tindakan dan pemikiran yang koheren, juga penilaian argumen dan asumsi secara kritis.
sponsored links
7. Filsafat membantu kita untuk dapat berpikir dengan lebih rasional – Membangun cara berpikir yang luas dan mendalam, dengan integral dan koheren, serta dengan sistematis, metodis, kritis, analitis, dan logis.
8. Filsafat akan mengkondisikan akal untuk berpikir secara radikal – Membuat kita berpikir hingga mendasar, sehingga kita akan lebih sadar terhadap keberadaan diri kita.
9. Filsafat membawa keterlibatan dalam memecahkan berbagai macam persoalan – Persoalan baik yang terjadi pada diri sendiri maupun orang lain, akan membuat kehidupan kita tidak dangkal, namun kaya akan warna.
10. Memiliki pandangan yang luas – Manfaat belajar filsafat dalam hal ini, akan mengurangi kecenderungan sifat egoisme dan egosentrisme.
11. filsafat membantu menjadi diri sendiri – Lewat cara berpikir yang sistematis, holistik dan radikal yang diajarkan tanpa terpengaruh oleh pendapat dan pandangan umum.
12. Filsafat akan membangun landasan berpikir – Komponen utama baik bagi kehidupan pribadi
terutama dalam hal etika, maupun bagi berbagai macam ilmu pengetahuan yang kita pelajari.
13. Filsafat dengan sifatnya sebagai pembebas – Manfaat belajar filsafat akan mendobrak pola pikir yang terbelenggu tradisi, mistis, dan dogma yang menjadi penjara bagi pikiran manusia.
14. Filsafat akan membuat kita dapat membedakan persoalan – Terutama berbagai persoalan ilmiah dengan persoalan yang tidak ilmiah.
15. Filsafat dapat menjadi landasan historis-filosofis – Dalam hal ini, berasal dari berbagai macam kajian disiplin ilmu yang kita tekuni.
16. Filsafat dapat memberikan nilai dan orientasi pada semua disiplin ilmu – Filsafat memberikan petunjuk lewat penelitian penalaran serta metode pemikiran reflektif, sehingga kita dapat menyelaraskan antara pengalaman, rasio, agama serta logika.
17. Filsafat dapat dijadikan alat untuk mencari kebenaran – Memberikan pandangan serta pengertian mengenai hidup
18. Filsafat dapat dijadikan sebagai pedoman – Berguna sebagai sumber inspirasi bagi kehidupan.
19. Filsafat mengajarkan kepada kita tentang etika dan moral – Pembelajaran moral dan etika ini, dapat diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan.
20. Filsafat dapat membangun semangat toleransi – Menjaga keharmonisan hidup di tengah perbedaan pandangan atau pluralitas.
Manfaat Mempelajari Filsafat untuk Mahasiswa
Saat kita berada di dalam masa keemasan kita, yakni di masa-masa Mahasiswa. Pasti banyak sekali gejolak-gejolak yang timbul dari diri kita. Baik itu gejolak dari idealisme kita, ataupun gejolak yang timbul karena rasa penasaran menemukan Jati Diri.
Ketika kita menjadi mahasiswa tentunya akan sangat berbeda dengan masa-masa sekolah di SMA dulu. Saat kita SMA dulu pasti tdak begitu mengenal yang namanya Organisasi dan Paguyuban, mungkin memang pada saat itu tidaklah terlalu penting mengetahui apa itu organisasi. Namun, ketika kita memasuki era Mahasiwa, Eksklusifme Mahasiwa jelas ditonjolkan disini. Mahasiswa mau tidak mau juga harus mengerti benar dengan yang namanya Organisasi. Baik itu Organisasi Kampus, Organisasi Masyarakat dll. Karena pentingnya organisasi ini, mindset Mahasiswa bisa terbentuk, terutama untuk hal Intelektual, Spiritual dan Emosional.
Dalam memilih organisasi pun haruslah selektif dan sejalan dengan pemikiran kita. Jangan sampai kita salah pilih dalam memilih organisasi. Karena akibatnya bisa fatal! Karena tidak semua organisasi itu baik, ada juga organisasi yang buruk untuk mahasiswa dan dianggap menyesatkan. Meski begitu, walau apapun kendalanya kita sebagai Mahasiswa, wajib hukumnya memiliki satu organisasi. Jangan sampai menjadi Mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah Pulang, Kuliah Pulang) karena kita tidak akan dapat apa-apa. Berarti itu juga sama sajah kita sekolah SMA.
Sebenarnya Apa Fungsi dari Organisasi?
Organisasi adalah tempat yang tepat untuk membentuk Pola berfikir yang kritis, peduli, bertanggung jawab dan cerdas. Dalam membentuk pola pikir sendiri sangat penting sekali mengetahui apa itu pemikiran Logika, Rasional dan Filsafat.
Terkhusus untuk Filsafat, menurut sebagian besar pakar ilmu dunia. Metode filsafat adalah metode yang paling tepat digunakan oleh para mahasiswa. Karena dengan Filsafat (Filsafat Ilmu, Filsafat Manusia dan Filsafat Politik ) kita akan jauh lebih mengenal diri kita. Karena pada dasarnya, pemikiran Filsafat itu Merenung.
Dan dalam faktanya, orang-orang yg berfilsafat akan dengan mudah mengatasi segala permasalahan hidupnya. Contoh Realnya seperti ini: Pada saat sekarang ini isu-isu Kenaikan Harga BBM memang sedang panas-panasnya. Jika seseorang yang punya pemikiran filsafat (Terutama Mahasiswa) maka jalan mengatasi permasalahan ini akan jauh lebih baik dibandingkan orang yang tak berfilsafat.
Sekarang ini, banyak sekali ilmu Filsafat diterapkan dalam Organisasi. Contoh Organisasi yang Memakai Basic filsafat adalah HMI, Intelegentsia Study Club , FDKM, dan msh bnyak lagi. Dapat disimpulkan, bahwa Organisasi bagi Mahasiswa itu sangatlah Penting. Apalagi organisasi yang punya basic Filsafat. Segala Perspektif Masyarakat akan sebuah ilmu filsafat pun akan mendapat respon positif. Jika kita selaku Mahasiswa menjalankan Fungsi Mahasiswa yang sesungguhnya, yakni "Agent of Change" dan menjalankan dengan sungguh-sungguh Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/firmanway...
Aliran-Aliran yang ada dalam Epistemologi
1. Empirisme
Empirisme berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh melalui indra. Indra memperoleh kesan-kesan nyata. Kemudian, kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman. Pengetahuam yang berupa pengalaman terdiri atas penyusunan dan pengaturan kesan-kesan yang bermacam-macam. Dari segi hakikat pengetahuan empirisme berpendirian bahwa pengetahuan berupa pengalaman. (Sudaryanto, 2013: 39). Pengetahuan diperoleh dengan perantaraan indra, kata seorang penganut empirisme. John Locke, bapak empirisme Britania, mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan, akalnya merupakan sejenis buku catatan yang kosong (tabula rasa), dan didalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman indrawi. Menurutnya, seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh dengan jalan menggunakan serta membandingkan ide-ide yang diperoleh dari pengindraan dan refleksi yang pertama-tama dan sederhana tersebut. (Kattsoff, 2004: 133) Tokoh-tokoh empirisme diantaranya adalah, John Locke, Berkeley, David Huston, Thomas Hobbes, dan yang lainnya.
2. Rasionalisme
Sumber pengetahuan menurut rasionalisme adalah akal. Akal memperoleh bahan melalui indra. Kemudian diolah oleh akal sehingga menjadi pengetahuan. Rasionalisme mendasarkan pada metode deduksi, yaitu cara memperoleh kepastian melalui langkah-langkah metodis yang berttik tolak dari hal-hal yang bersifat umum untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus. Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran. Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak didalam ide kita, dan bukannya pada objek. (Kattsoff, 2004: 135) Tokoh-tokoh rasionalisme diantaranya adalah Rene Descartes, Spinoza, dan Leibniz.
3. Fenomenologi
Istilah fenomenologi secara filosofis pertama kali dipakai oleh J.H. Lambert (1764). Dia memasukkan dalam kebenaran (alethiologia), ajaran mengenai gejala (fenomenologia). Maksudnya adalah menemukan sebab-sebab subjektif dan objektif ciri-ciri bayangan objek pengalaman inderawi (fenomen). Hegel (1807) memperluas pengertian fenomenologi dengan merumuskannya sebagai ilmu mengenai pengalaman kesadaran, yakni suatu pemaparan dialektis perjalanan kesadaran kodrati menuju kepada pengetahuan yang sebenarnya. Fenomenologi menunjukkan proses menjadi ilmu pengetahuan pada umumnya dan kemampuan mengetahui sebagai perjalanan jiwa lewat bentuk-bentuk atau gambaran kesadaran yang bertahap untuk sampai kepada pengetahuan mutlak. Bagi Hegel, fenomena tidak lain merupakan penampakkan atau kegejalaan dari pengetahuan inderawi: fenomena-fenomena merupakan manifestasi konkret dan historis dari perkembangan pikiran manusia. Berangkat dari pemikiran Edmund Husserl (1859-1938), bahwa obyek ilmu pengetahuan tidak hanya terbatas pada empirik, tetapi mencakup fenomena yang bersifat persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subyek tentang sesuatu di luar subyek dan ada sesuatu yang bersifat transenden. Sifat-sifat yang pokok dari fenomenologi dapat dijelaskan secara luas, tetapi kita harus ingat bahwa ada arti yang sempit bagi fenomenologi, yaitu arti sebagai metoda. Bagi fenomenologis, berfilsafat harus dimulai dengan usaha yang terpadu untuk melukiskan isi kesadaran. Suatu usaha yang jelas adalah sangat perlu bagi deskripsi. Dengan deskripsi ini dimaksudkan suatu pandangan hati-hati terhadap struktur yang pokok dari benda, tepat seperti yang nampak. Fenomenologis memperhatikan benda-benda yang konkrit, bukan dalam arti yang ada dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi ada struktur yang pokok dari benda-benda tersebut, sebagaimana yang kita rasakan dalam kesadaran kita, karena kesadaran kita adalah ukuran pengalaman. (Titus, 1984: 399) Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa fenomenologi adalah ilmu yang mempelajari fenomen-fenomen yang atau apa saja yang nampak. Sebuah pendekatan filsafat yang berpusat pada analisis terhadap gejala yang menampakkan diri pada kesadaran kita. Tokoh-tokohnya, Edmund Husserl, Max Scheler, dan Maurice Merlean-Ponty.
4. Intuisionisme
Intusionalisme adalah suatu aliran atau paham yang menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Intuisi termasuk salah satu kegiatan berpikir yang tidak didasarkan pada penalaran. Jadi Intuisi adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu pola berpikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan perasaan. Tokoh aliran intusionalisme, antara lain: Plotinos (205 -270) dan Henri Bergson (1859 -1994). Bergon menyatakan bahwa intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Analisa, atau pengetahuan yang diperoleh dengan jalan pelukisan, tidak akan dapat menggantikan hasil pengenalan secara langsung dari pengetahuan intuitif. (Kattsoff, 2004: 141)
5. Positivisme
Positivisme berpendirian bahwa kepercayaan yang dogmatis harus digantikan dengan pengetahuan faktawi. Apapun yang berada diluar dunia pengalaman tidak perlu diperhatikan. Manusia harus menaruh perhatian pada dunia ini. Filsafat positivisme berpandangan bahwa semua fenomena tunduk terhada hukum alam yang sama. Urusan kita adalah mengupayakan suatu penemuan akurat atas hukum-hukum itu.
6. Skeptisisme
Skeptisisme adalah satu-satunya aliran yang secara radikal dan fundamental tidak mengakui adanya kepastian dan kebenaran, atau sekurang-kurangnya menyangsikan secara fundamental kemampuan pikiran manusia untuk mendapatkan kepastian. (Pranarka, 1987: 95) Secara etimologikal kita mengetahui bahwa istilah skeptisisme itu berasal dari kata bahasa Yunani skeptomai, artinya memperhatikan dengan cermat, meneliti. Para skeptisi pada mulanya adalah orang-orang yang mengamati segala sesuatu dengan cermat serta mengadakan penelitian terhadapnya. Namun karena didalam interaksi diantara mereka itu tidak tercapai kesepakatan, maka timbullah masalah baru yaitu mengenai patokan kesepakatan. Bahkan selanjutnya sementara sampai kepada kesimpulan untuk meragukan adanya kepastian dan ukuran kebenaran. Dari situlah timbul istilah skeptisisme yaitu aliran atau sistem pemikiran yang mengajarkan sikap ragu sebagai sikap dasar yang fundamental dan universal. (Pranarka, 1987: 95)
7. Agnotisisme
Mudhofir (1996:4) dengan singkat menjelaskan bahwa agnostisisme dalam epistemologi adalah aliran yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin memperoleh pengetahuan tentang suatu pokok permasalahan. Pokok permasalahan yang seperti apa? Tidak dijelaskan dalam bukunya. Sedangkan Hartoko (1986:3) menjelaskan dengan menambahkan apa yang tidak dapat diketahui itu. Menurutnya agnostisisme sama dengan skeptisisme, yang menyangkal bahwa hakekat sesuatu dapat diketahui (melawan pengetahuan metafisik). Apalagi pengetahuan menganai adanya tuhan dan sifat-sifatnya. Merekea (para agnotis) hanya menerima pengetahuan inderawi dan empirik. Tiada menerima adanya analogi. Jika kembali melihat arti katanya tentu akan mendapatkan pengertian yang lebih luas lagi. Lorens (2005:22-23) mengatakan bahwa asal istilah ini ialah kata yunani, ’ yang berarti ‘bukan’ atau ‘tidak’, dan gnostikos yang berarti ‘orang yang mengetahui’ atau ‘mempunyai pengetahuan tentang’. Agnostis berarti tidak diketahui.
8. Objektivisme
Dalam Mudhofir (1996:167) objektivisme diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang dipahami adalah tidak tergantung pada orang yang memahami. Dapat dikatakan, ada kebenaran sejati terlepas dari pemikiran manusia. Ini mengingatkan kita kepada paradoks antara kaum Sofis dan Sokrates pada zaman Yunani kuno. Basman (2009:34) juga menguraikan argumen objektivisme. Menurutnya Argumen objektivisme mencakup penolakan terhadap metode pemikiran subyektivisme dan penggunaan kata ide secara lebih positif. Asumsi bahwa terdapat alam realitas adalah lebih baik dan lebih memadai dari asumsi lain. Asumsi tersebut sesuai dengan pengalaman hidup kita sekarang, dan pemahaman kita terhadap proses pemikiran. Karl R. Popper, dalam Chalmers (1982:128) Karl R. Popper mengemukakan pendapatnya tentang objektivisme yang disadur dari buku Objective Knowledge. Popper mengatakan bahwa : “Pengetahuan atau fikiran dalam pengertian objektif, terdiri dari problema-problema, teori-teori, dan argumen-argumen itu sendiri. Pengetahuan dalam pengertian objektif ini sepenuhnya independen dari klaim seseorang untuk mengetahuinya ; ia pun terlepas dari keyakinan seseorang atau kecenderungan untuk menyetujuinya, atau untuk berlakukannya atau untuk bertindak. Pengetahuan dalam pengertian objektif ini adalah pengetahuan tanpa orang: ia adalah pengetahuan tanpa diketahui subjek.”
9. Subjektivisme
Subjektivisme adalah pandangan bahwa objek dan kualitas yang kita ketahui dengan perantaraan indera kita adalah tidak berdiri sendiri, lepas dari kesadaran kita terhadapnya. Realitas terdiri atas kesadaran serta keadaan kesadaran tersebut, walaupun tidak harus kesadaran kita dan keadaan akal
kita (Titus, 1984: 218).
10. Fenomenalisme
Untuk memahami pikiran fenomenalisme, sedikitnya kita melihat pendapat Kant dalam hal pengetahuan. Indra hanya dapat memberikan data indra, dan data indra itu ialah warna, cita rasa, bau, rasa dan sebaliknya. Memang benar, kita mempunyai pengalaman; tetapi sama benarnya juga bahwa untuk mempunyai pengetahuan (artinya menghubungkan hal-hal), maka kita harus keluar dari atau menembus pengalaman. (Kattsoff, 1987: 138) Jika orang membayangkan berupa apakah suatu rasa bersahaja dengan suatu bunyi yang kasar, maka jelaslah bahwa data indra yang murni tidaklah berupa pengetahuan. Pengetahuan terjadi bila akal menghubungkan, misalnya, rasa menekan yang bersahaja dengan bunyi yang kasar, untuk memperoleh fakta bahwa tekanan terhadap sesuatu menyebabkan terjadinya bunyi tersebut. Hubungan ialah suatu cara yang dipakai oleh akal untuk mengetahui suatu kejadian, hubungan tidak dialami. Hubungan ialah bentuk pemahaman kita, dan bukan isi pengetahuan. (Kattsoff, 1987: 138) Dapat kita simpulkan bahwa fenomenalisme adalah aliran atau paham yang menganggap bahwa Fenomenal (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala, dia berbeda dengan seorang ahli ilmu positif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti. Hal yang menampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan bidang evidensi yang langsung.
11. Pragmatisme
Pragmatisme tidak mempersoalkan apa hakikat pengetahuan, tetapi menanyakan apa guna pengetahuan. Daya pengetahuan hendaklah dipandang sebagai sarana bagi perbuatan. Charles S. Pierce menyatakan bahwa yang penting adalah pengaruh apa yang dapat dilakukan sebuah ide atau suatu pengetahuan dalam suatu rencana. (Sudaryanto, 2013: 41) William James menyatakan bahwa ukuran kebenaran sesuatu itu ditentukan oleh akibat praktisnya. Sesuatu pengertian tidak pernah benar, tetapi pengertian hanya dapat menjadi benar. Ukuran kebenaran hendaknya dicari dalam tingkatan seberapa jauh manusia sebagai pribadi dan secara psikis merasa puas. (Sudaryanto, 2013: 41)
12. Scientisme
Scientisme adalah suatu paham bahwa pernyataan ilmu saja yang benar, yang selain ilmu tidak memiliki arti. Kadang kata ini digunakan oleh sosiolog seperti Friedrich Hayek atau filsuf seperti Karl Popper, kadang digunakan untuk merujuk pada perkembangan ilmu alam yang condong menjadi ideologi. Scientisme bisa mengacu pada penggunaan yang salah dari ilmu pengetahuan atau pemikiran bahwa metode atau kategorisasi dari filsafat alam membentuk satu-satunya metode yang sah dalam filsafat atau bidang pengetahuan yang lain, dan scientisme bisa memiliki jangkauan makna yang banyak. Dalam scientisme kebenaran yang dianut adalah kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah ini mengalahkan kebenaran lainnya, bahkan (dalam versi yang kuat) kebenaran lain dianggap tidak bermakna. Sayangnya Scientisme ini sendiri memiliki kelemahan yang fatal. Kelemahan itu adalah bahwa Scientisme sendiri menghancurkan dirinya sendiri. Pernyataan mengenai kebenaran scientisme sendiri tidak berasal dari suatu pengetahuan ilmiah. Ini menyebabkan andai saja Scientisme benar maka dia bisa jadi dengan sendirinya membatalkan dirinya, karena pernyataan dasar kebenaran Scientisme tidak didukung kebenaran ilmiah. Menurut scientisme, Ilmu empiris hanyalah satu-satunya sumber pengetahuan (scientisme kuat) atau lebih moderat (scientisme lemah) sumber terbaik dari kepercayaan rasional tentang sesuatu adalah ilmu empiris. Kadang tuduhan scientisme dikaitakan dengan New Atheist seperti Richard Dawkins dan Sam Harris. Sam harris berpendapat untuk mendekati pertanyaan-pertanyaan etis dan spiritual dengan pendekatan ilmiah. Dawkin bersikeras bahwa keberadaan kecerdasan-kreatif super adalah pertanyaan ilmiah
13. Anti-Intelektualisme
Yang dimaksud dengan anti-intelektualisme sebagai gerakan reaksi terhadap suasana yang terlalu intelektualistik, akan pikiran yang abstrak dan essensialistik yang mewarnai seluruh perkembangan hingga saat ini. secara ringkas kiranya dapat dikatakan bahwa gerakan ini mengajukan suatu slogan pemikiran: bukan manusia untuk pengetahuan tetapi pengetahuan untuk manusia. Suasana yang terjadi sebelumnya dipandang sebagai jalan yang telah menyimpang karena telah membuat pengetahuan keluar dari konteks dasarnya yaitu manusia. (Pranarka, 1987: 101) Anti-intelektualisme kontemporer ini merupakan suatu reaksi terhadap arusnya aliran-aliran yang partial sifatnya namun mengajukan claim yang sifatnya mutlak dan sebagai sistem yang sifatnya final dan total secara deterministik. Maka itu gerakan anti-intelektualisme juga merupakan suatu gerakan yang sifatnya anti-absolutisasi, anti-determinisme, dan kadang-kadang juga menjadi gerakan yang anti-sistem. (Pranarka, 1987: 101)
14. Fallibilisme
Istilah ini pertamakali digunakan filsuf CS Pierce. Fallibilisme adalah prinsip filosofis bahwa manusia bisa salah. Istilah ini diambil dari kata latin abad tengah Fallibilis. Konsep ini sangat penting bagi ilmu pengetahuan, ini dikarenakan ilmu pengetahuan mencari validitas kebenaran. Karena itu mereka mengharapkan suatu pengetahuan menjadi seakurat mungkin. Fallibilism menunjukkan bahwa sebuah pengetahuan tidak bisa dipastikan dengan sepasti-pastinya. Selalu terdapat keraguan dalam sebuah pengetahuan. Misalnya saja kepercayaan ilmiah, kita tidak bisa pasti bahwa suatu saat sebuah teori baru akan muncul untuk mengganti teori yang lama. Berbeda dengan skeptisisme, dalam prinsip ini tidak dianjurkan untuk tidak mempercayai sesuatu hanya karena dia tidak meyakinkan atau masih bisa diragukan. Suatu kepercayaan mendasar misalnya seperti “matahari terbit dari timur” tidak bisa dikatakan seratus persen meyakinkan karena siapa tahu esok matahari terbit dari barat. Walau demikian kita masih bisa mempercayai bahwa matahari esok pagi terbit dari timur karena biasanya selalu demikian. Sebagai doktrin formal falibilisme dikaitkan dengan kaum filsuf pragmatis dan serangan mereka terhadap foundasionalisme. Namun ide-ide ini terdapat dalam filsuf-filsuf kuno. Seorang yang akrab dengan prinsip ini adalah Karl R Popper yang membangun teori pengetahuannya yaitu rasionalisme kritis dari presupposisi falibilisme. Digunakan juga oleh WVO Quine untuk menyerang di antaranya perbedaan antara pernyataan analitis dan sintesis. Dalam fallibilisme sesuatu dianggap tidak mutlak benar dan bisa salah. Karenannya suatu pengetahuan itu meragukan Terutama pada ilmu empiris. Dalam ilmu empiris sesuatu fakta baru bisa membatalkan sebuah teori lama. Dan karena fakta baru itu belum muncul maka bisa jadi pengetahuan sekarang salah. Dari contoh tersebut maka seharusnya bidang yang tidak memerlukan penelitian empiris seperti matematika dan logika lebih pasti karena tidak harus melakukan pengamatan empiris. Namun ada juga yang meragukan matematika dan logika, ini disebabkan walaupun mereka tidak melakukan pengamatan empiris namun kesalahan manusia masih bisa terjadi.
15. Teori Kritis
Perlu diingat bahwa teori kritis adalah sebuah gerakan intelektual yang dilakukan bersama-sama oleh sekelompok intelegensia dalam kurun sejarah tertentu. Pengertian “kritik” dimaksudkan sebagai kritis terhadap ajaran-ajaran dibidang sosial yang ada pada saat itu dan juga kritis terhadap keadaan masyarakat pada saat itu yang sangat memerlukan perubahan radikal. Nama ini dipopulerkan oleh Max Horkheimer. (Listiyono, 2003: 97) Lebih lanjut ia mengatakan, Kata “kritik” disini harus dimengerti dalam arti kritis terhadap ajaran-ajaran dibidang sosial yang terdapat pada saat itu (termasuk Marxisme ortodox) serentak juga dalam arti kritis terhadap keadaan masyarakat pada saat otu, yang memerlukan perubahan radikal.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/agus.aria...
Keren Nih!! Wisata Kekinian Di Banten
Selama ini ketika membahas mengenai Banten, pasti hal pertama yang
langsung terlintas dalam ingatan pastinya adalah Anyer . Namun tahukah
kamu jika di provinsi paling barat Jawa ini sebenarnya masih menyimpan
pesona instagramable yang pastinya akan membuatmu lebih berdecak kagum dibanding pesona Pantai Anyer.
Berikut ini 17 wisata kekinian yang sedang hits di Banten dan wajib untuk masuk dalam daftar destinasi wisata di liburanmu kali ini.
Jam buka: 24 jam
Lokasi: Kecamatan Bayah, sekitar 4 Km dari Kampung Cikaung
Menikmati suasana pantai indah nan tenang, melihat deburan ombak yang saling beradu dapat menjadi pengobat penat ruinitas sehari-hari. Bukan hanya itu, pesona pantai di Bayah ini akan semakin mempesona ketika senja tiba. Mengabadikan foto sunset akan menjadi aktivitas paling favorit di Pantai Tanjung Layar.
Jam buka: –
Lokasi: Laut Jawa, Sebeah utara Teluk Banten
Bukan hanya bisa menyaksikan keindahan pantainya saja, namun berada di Pulo Tunda kamu juga bisa melihat megahnya anak Gunung Krakatau. Selain itu, terdapat banyak spot memancing yang menjadi favorit para pengunjung. Namun untuk bisa menikmati semua keindahan Pulau Tunda kamu harus sabar menunggu KPM Tunda berangkat dari Pelabuhan Karang Hantu pukul 13:00 WIB dan akan kembali pada pukul 07:00 WIB.
Melompat dari ketinggian, menceburkan diri ke dalam dinginnya air Curug Bumi atau Curug Leuwi Bumi pasti akan menjadi pengalaman mengesankan di liburanmu kali ini. Terlebih untuk bisa sampai kesini dibutuhkan perjuangan ekstra menempuh akses jalan yang tidak biasa.
Banten Girang merupakan tempat yang terletak sekitar 10 Km di bagian selatan Pelabuhan Banten. Disini terdapat situs purbakala yang merupaka peninggalan dari Kerajaan Sunda (932 – 1030 M).
Jam buka: 09:00 – 14:00 WIB
Lokasi: Desa Gerem, Kecamatan Grogol, Cilegon
Berada di puncak bukit Batulawang dengan bongkahan batu besar menyerupai gapura atau pintu (lawang) membuatmu menemukan segarnya udara berteman hijau pemandangan Banten. Meskipun memang berada tidak jauh dari hiruk pikuk pelabuhan. Disini kamu juga bisa melihat kapal-kapal ferry merapat ke dermaga.
Berenang
di sepanjang pantai yang begitu bening akan membuatmu merasa puas dan
lupa akan rasa penatnya rutinitas yang sempat menghantui. Ini merupakan
pantai impian dengan kilauan pasir putih, ditambah lagi pantai dan air
lautnya yang bersih tanpa polusi akan membuatmu tak berhenti berdecak
kagum.
Jam buka: 24 jam
Lokasi: Kampung Kroya, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen
Gapura Kaibon merupakan pintu gerbang dari istana Kaibon (dihancurkan Belanda pada 1832). Terdapat 5 gerbang yang menyerupai gapura dengan 5 pintu. Konon jumlah gerbang tersebut disesuaikan dengan jumlah shalat yang dilaksanakan umat muslim dalam 1 hari. Semua gerbang yang ada bergaya Jawa dan Bali dengan ketinggian 2 meter bermotif Candi Bentar. Situs cagar budaya ini akan menjadi background apik dalam fotomu sekaligus mempelajari sejarah yang telah lama terlupakan oleh generasi muda.
Curug Tomo atau Curug Leuwi Tomo memiliki air terjun yang ketinggiannya mencapai 5 meter. Air yang ada di curug ini cukup jernih sehingga cocok digunakan berenang atau bermain air, di sekitar curug juga terhampar pemandangan indah dan asri. Bahkan sekitarnya cukup bersih dikatenakan belum banyak wisatawan yang mengetahui keberadaannya.
Lokasi: Kampung Cigaru, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang – Banten
Danau Cigaru, Cisoka, Tangerang sebenarnya merupakan bekas galian pasir yang kemudian di dalamnya tergenang air. Kawasan ini menjadi populer karena fenomena airnya yang berubah-ubah (ketika pagi biru dan siang hijau) yang sangat indah dan konon dipercaya oleh pengunjung bisa menyembuhkan penyakit.
Jam buka: 24 jam
Lokasi: Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten
Curug yang cukup menawan ini memiliki ketinggian 7 meter dengan luas 10 meter dan dalam dari genangan curug mencapai 13 meter. Banyak wisatawan yang memangfaatkan segarnya air di Curug Gendang untuk berenang atau sebatas bermain air maupun berfoto-foto di sekitar air terjun. Kamu juga bisa berkemah di area air terjun dengan membayar biaya tambahan berkisar mulai Rp 3.000 – Rp 10.000.
Pulau Liwungan terkenal memiliki pantai dengan pasir putih, meskipun demikian sisi dengan batu berkarang memang lebih banyak. Di beberapa sisi akan terlihat penampungan tambang batu bara yang mungkin akan sedikit menganggu pemandangan. Trekking pantai, berfoto-foto maupun menjelajah hutan yang asri akan menjadi momen istimewa di liburanmu kali ini.
Jam buka: 24 jam
Lokasi: Desa Kadu Pereum, Kecamatan Pandarincang, Serang – Banten
Di lokasi Curug Cigumawang seringkali dimanfaatkan untuk melaksanakan aktivitas semacam panjat tebing, outbound dan juga camping. Jadi, selama berkunjung ke Curug Cigumawang kamu bukan hanya bisa berfoto atau bermain air. Tapi menikmati udara segar di alam yang mayoritas masih asri dengan berkemah akan memberikan kesan tersendiri.
Jadi, mana yang mau kamu kunjungi?
Jangan lupa tetap menjaga keindahan alamnya yah, jangan sampai rusak.
Berikut ini 17 wisata kekinian yang sedang hits di Banten dan wajib untuk masuk dalam daftar destinasi wisata di liburanmu kali ini.
- Bukit Pelayangan
- Pantai Tanjung Layar
Jam buka: 24 jam
Lokasi: Kecamatan Bayah, sekitar 4 Km dari Kampung Cikaung
Menikmati suasana pantai indah nan tenang, melihat deburan ombak yang saling beradu dapat menjadi pengobat penat ruinitas sehari-hari. Bukan hanya itu, pesona pantai di Bayah ini akan semakin mempesona ketika senja tiba. Mengabadikan foto sunset akan menjadi aktivitas paling favorit di Pantai Tanjung Layar.
- Pulo Tunda
Jam buka: –
Lokasi: Laut Jawa, Sebeah utara Teluk Banten
Bukan hanya bisa menyaksikan keindahan pantainya saja, namun berada di Pulo Tunda kamu juga bisa melihat megahnya anak Gunung Krakatau. Selain itu, terdapat banyak spot memancing yang menjadi favorit para pengunjung. Namun untuk bisa menikmati semua keindahan Pulau Tunda kamu harus sabar menunggu KPM Tunda berangkat dari Pelabuhan Karang Hantu pukul 13:00 WIB dan akan kembali pada pukul 07:00 WIB.
- Curug Bumi
Melompat dari ketinggian, menceburkan diri ke dalam dinginnya air Curug Bumi atau Curug Leuwi Bumi pasti akan menjadi pengalaman mengesankan di liburanmu kali ini. Terlebih untuk bisa sampai kesini dibutuhkan perjuangan ekstra menempuh akses jalan yang tidak biasa.
- Sempu Banten Girang
Banten Girang merupakan tempat yang terletak sekitar 10 Km di bagian selatan Pelabuhan Banten. Disini terdapat situs purbakala yang merupaka peninggalan dari Kerajaan Sunda (932 – 1030 M).
- Batulawang
Jam buka: 09:00 – 14:00 WIB
Lokasi: Desa Gerem, Kecamatan Grogol, Cilegon
Berada di puncak bukit Batulawang dengan bongkahan batu besar menyerupai gapura atau pintu (lawang) membuatmu menemukan segarnya udara berteman hijau pemandangan Banten. Meskipun memang berada tidak jauh dari hiruk pikuk pelabuhan. Disini kamu juga bisa melihat kapal-kapal ferry merapat ke dermaga.
- Pantai Peucang
- Gapura Kaibon
Jam buka: 24 jam
Lokasi: Kampung Kroya, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen
Gapura Kaibon merupakan pintu gerbang dari istana Kaibon (dihancurkan Belanda pada 1832). Terdapat 5 gerbang yang menyerupai gapura dengan 5 pintu. Konon jumlah gerbang tersebut disesuaikan dengan jumlah shalat yang dilaksanakan umat muslim dalam 1 hari. Semua gerbang yang ada bergaya Jawa dan Bali dengan ketinggian 2 meter bermotif Candi Bentar. Situs cagar budaya ini akan menjadi background apik dalam fotomu sekaligus mempelajari sejarah yang telah lama terlupakan oleh generasi muda.
- Curug Tomo
Curug Tomo atau Curug Leuwi Tomo memiliki air terjun yang ketinggiannya mencapai 5 meter. Air yang ada di curug ini cukup jernih sehingga cocok digunakan berenang atau bermain air, di sekitar curug juga terhampar pemandangan indah dan asri. Bahkan sekitarnya cukup bersih dikatenakan belum banyak wisatawan yang mengetahui keberadaannya.
- Danau Cigaru, Cisoka, Tangerang
Lokasi: Kampung Cigaru, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang – Banten
Danau Cigaru, Cisoka, Tangerang sebenarnya merupakan bekas galian pasir yang kemudian di dalamnya tergenang air. Kawasan ini menjadi populer karena fenomena airnya yang berubah-ubah (ketika pagi biru dan siang hijau) yang sangat indah dan konon dipercaya oleh pengunjung bisa menyembuhkan penyakit.
- Curug Gendang
Jam buka: 24 jam
Lokasi: Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten
Curug yang cukup menawan ini memiliki ketinggian 7 meter dengan luas 10 meter dan dalam dari genangan curug mencapai 13 meter. Banyak wisatawan yang memangfaatkan segarnya air di Curug Gendang untuk berenang atau sebatas bermain air maupun berfoto-foto di sekitar air terjun. Kamu juga bisa berkemah di area air terjun dengan membayar biaya tambahan berkisar mulai Rp 3.000 – Rp 10.000.
- Pulau Liwungan
Pulau Liwungan terkenal memiliki pantai dengan pasir putih, meskipun demikian sisi dengan batu berkarang memang lebih banyak. Di beberapa sisi akan terlihat penampungan tambang batu bara yang mungkin akan sedikit menganggu pemandangan. Trekking pantai, berfoto-foto maupun menjelajah hutan yang asri akan menjadi momen istimewa di liburanmu kali ini.
- Curug Cigumawang
Jam buka: 24 jam
Lokasi: Desa Kadu Pereum, Kecamatan Pandarincang, Serang – Banten
Di lokasi Curug Cigumawang seringkali dimanfaatkan untuk melaksanakan aktivitas semacam panjat tebing, outbound dan juga camping. Jadi, selama berkunjung ke Curug Cigumawang kamu bukan hanya bisa berfoto atau bermain air. Tapi menikmati udara segar di alam yang mayoritas masih asri dengan berkemah akan memberikan kesan tersendiri.
Jadi, mana yang mau kamu kunjungi?
Jangan lupa tetap menjaga keindahan alamnya yah, jangan sampai rusak.
Wilayah,Bahasa,dan Kelompok Masyarakat #Baduy2
Wilayah
Wilayah Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20°C.
Bahasa
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes ‘dalam’ tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.
Kelompok Masyarakat Suku Baduy
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka (Permana, 2001). Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Baduy Dalam, yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik). Ciri khas Orang Baduy Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Kelompok masyarakat panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Baduy Luar, yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Apabila Baduy Dalam dan Baduy Luar tinggal di wilayah Kanekes, maka “Baduy Dangka” tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai semacam buffer zone atas pengaruh dari luar (Permana, 2001).
Wilayah Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20°C.
Bahasa
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes ‘dalam’ tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.
Kelompok Masyarakat Suku Baduy
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka (Permana, 2001). Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Baduy Dalam, yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik). Ciri khas Orang Baduy Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Kelompok masyarakat panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Baduy Luar, yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Apabila Baduy Dalam dan Baduy Luar tinggal di wilayah Kanekes, maka “Baduy Dangka” tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai semacam buffer zone atas pengaruh dari luar (Permana, 2001).
Struktur Pemerintahan,Mata Pencaharian dan Berinteraksi #Baduy4
Struktur Pemerintahan
Masyarakat Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem nasional, yang mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perbenturan. Secara nasional penduduk Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Kanekes yang tertinggi, yaitu “puun”. Struktur pemerintahan secara adat Kanekes adalah sebagaimana tertera pada
Pemimpin adat tertinggi dalam masyarakat Kanekes adalah “puun” yang ada di tiga kampung tangtu. Jabatan tersebut berlangsung turun-temurun, namun tidak otomatis dari bapak ke anak, melainkan dapat juga kerabat lainnya. Jangka waktu jabatan puun tidak ditentukan, hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang memegang jabatan tersebut.
Pelaksana sehari-hari pemerintahan adat kapuunan (kepuunan) dilaksanakan oleh jaro, yang dibagi ke dalam empat jabatan, yaitu jaro tangtu, jaro dangka, jaro tanggungan, dan jaro pamarentah. Jaro tangtu bertanggung jawab pada pelaksanaan hukum adat pada warga tangtu dan berbagai macam urusan lainnya. Jaro dangka bertugas menjaga, mengurus, dan memelihara tanah titipan leluhur yang ada di dalam dan di luar Kanekes. Jaro dangka berjumlah 9 orang, yang apabila ditambah dengan 3 orang jaro tangtu disebut sebagai jaro duabelas. Pimpinan dari jaro duabelas ini disebut sebagai jaro tanggungan. Adapun jaro pamarentah secara adat bertugas sebagai penghubung antara masyarakat adat Kanekes dengan pemerintah nasional, yang dalam tugasnya dibantu oleh pangiwa, carik, dan kokolot lembur atau tetua kampung (Makmur, 2001).
Mata Pencaharian
Sebagaimana yang telah terjadi selama ratusan tahun, maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan.
Masyarakat Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem nasional, yang mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perbenturan. Secara nasional penduduk Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Kanekes yang tertinggi, yaitu “puun”. Struktur pemerintahan secara adat Kanekes adalah sebagaimana tertera pada
Pemimpin adat tertinggi dalam masyarakat Kanekes adalah “puun” yang ada di tiga kampung tangtu. Jabatan tersebut berlangsung turun-temurun, namun tidak otomatis dari bapak ke anak, melainkan dapat juga kerabat lainnya. Jangka waktu jabatan puun tidak ditentukan, hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang memegang jabatan tersebut.
Pelaksana sehari-hari pemerintahan adat kapuunan (kepuunan) dilaksanakan oleh jaro, yang dibagi ke dalam empat jabatan, yaitu jaro tangtu, jaro dangka, jaro tanggungan, dan jaro pamarentah. Jaro tangtu bertanggung jawab pada pelaksanaan hukum adat pada warga tangtu dan berbagai macam urusan lainnya. Jaro dangka bertugas menjaga, mengurus, dan memelihara tanah titipan leluhur yang ada di dalam dan di luar Kanekes. Jaro dangka berjumlah 9 orang, yang apabila ditambah dengan 3 orang jaro tangtu disebut sebagai jaro duabelas. Pimpinan dari jaro duabelas ini disebut sebagai jaro tanggungan. Adapun jaro pamarentah secara adat bertugas sebagai penghubung antara masyarakat adat Kanekes dengan pemerintah nasional, yang dalam tugasnya dibantu oleh pangiwa, carik, dan kokolot lembur atau tetua kampung (Makmur, 2001).
Mata Pencaharian
Sebagaimana yang telah terjadi selama ratusan tahun, maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan.
Interaksi dengan Masyarakat Luar Baduy
Masyarakat Kanekes yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Berdirinya Kesultanan Banten yang secara otomatis memasukkan Kanekes ke dalam wilayah kekuasaannya pun tidak lepas dari kesadaran mereka. Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba ke Kesultanan Banten (Garna, 1993). Sampai sekarang, upacara seba tersebut terus dilangsungkan setahun sekali, berupa menghantar hasil bumi (padi, palawija, buah-buahan) kepada Gubernur Banten (sebelumnya ke Gubernur Jawa Barat), melalui bupati Kabupaten Lebak. Di bidang pertanian, penduduk Baduy Luar berinteraksi erat dengan masyarakat luar, misalnya dalam sewa menyewa tanah, dan tenaga buruh.
Perdagangan yang pada waktu yang lampau dilakukan secara barter, sekarang ini telah mempergunakan mata uang rupiah biasa. Orang Kanekes menjual hasil buah-buahan, madu, dan gula kawung/aren melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya, Cibengkung, dan Ciboleger.
Pada saat ini orang luar yang mengunjungi wilayah Kanekes semakin meningkat sampai dengan ratusan orang per kali kunjungan, biasanya merupakan remaja dari sekolah, mahasiswa, dan juga para pengunjung dewasa lainnya. Mereka menerima para pengunjung tersebut, bahkan untuk menginap satu malam, dengan ketentuan bahwa pengunjung menuruti adat-istiadat yang berlaku di sana. Aturan adat tersebut antara lain tidak boleh berfoto di wilayah Baduy Dalam, tidak menggunakan sabun atau odol di sungai. Namun demikian, wilayah Kanekes tetap terlarang bagi orang asing (non-WNI). Beberapa wartawan asing yang mencoba masuk sampai sekarang selalu ditolak masuk.
Pada saat pekerjaan di ladang tidak terlalu banyak, orang Baduy juga senang berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan syarat harus berjalan kaki. Pada umumnya mereka pergi dalam rombongan kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang, berkunjung ke rumah kenalan yang pernah datang ke Baduy sambil menjual madu dan hasil kerajinan tangan. Dalam kunjungan tersebut biasanya mereka mendapatkan tambahan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Masyarakat Kanekes yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Berdirinya Kesultanan Banten yang secara otomatis memasukkan Kanekes ke dalam wilayah kekuasaannya pun tidak lepas dari kesadaran mereka. Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba ke Kesultanan Banten (Garna, 1993). Sampai sekarang, upacara seba tersebut terus dilangsungkan setahun sekali, berupa menghantar hasil bumi (padi, palawija, buah-buahan) kepada Gubernur Banten (sebelumnya ke Gubernur Jawa Barat), melalui bupati Kabupaten Lebak. Di bidang pertanian, penduduk Baduy Luar berinteraksi erat dengan masyarakat luar, misalnya dalam sewa menyewa tanah, dan tenaga buruh.
Perdagangan yang pada waktu yang lampau dilakukan secara barter, sekarang ini telah mempergunakan mata uang rupiah biasa. Orang Kanekes menjual hasil buah-buahan, madu, dan gula kawung/aren melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya, Cibengkung, dan Ciboleger.
Pada saat ini orang luar yang mengunjungi wilayah Kanekes semakin meningkat sampai dengan ratusan orang per kali kunjungan, biasanya merupakan remaja dari sekolah, mahasiswa, dan juga para pengunjung dewasa lainnya. Mereka menerima para pengunjung tersebut, bahkan untuk menginap satu malam, dengan ketentuan bahwa pengunjung menuruti adat-istiadat yang berlaku di sana. Aturan adat tersebut antara lain tidak boleh berfoto di wilayah Baduy Dalam, tidak menggunakan sabun atau odol di sungai. Namun demikian, wilayah Kanekes tetap terlarang bagi orang asing (non-WNI). Beberapa wartawan asing yang mencoba masuk sampai sekarang selalu ditolak masuk.
Pada saat pekerjaan di ladang tidak terlalu banyak, orang Baduy juga senang berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan syarat harus berjalan kaki. Pada umumnya mereka pergi dalam rombongan kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang, berkunjung ke rumah kenalan yang pernah datang ke Baduy sambil menjual madu dan hasil kerajinan tangan. Dalam kunjungan tersebut biasanya mereka mendapatkan tambahan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Asal Mula #Baduy1
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek a–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes ‘dalam’ tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.
Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Pendapat mengenai asal-usul orang Kanekes berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat mengenai ‘Tatar Sunda’ yang cukup minim keberadaannya. Masyarakat Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya pada abad ke-16 berpusat di Pakuan Pajajaran (sekitar Bogor sekarang). Sebelum berdirinya Kesultanan Banten, wilayah ujung barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan Sunda. Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Dengan demikian penguasa wilayah tersebut, yang disebut sebagai Pangeran Pucuk Umum menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan. Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Baduy yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut (Adimihardja, 2000). Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Baduy sendiri dari serangan musuh-musuh Pajajaran.
Ada versi lain dari sejarah suku baduy, dimulai ketika Kian Santang putra prabu siliwangi pulang dari arabia setelah berislam di tangan sayyidina Ali. Sang putra ingin mengislamkan sang prabu beserta para pengikutnya. Di akhir cerita, dengan ‘wangsit siliwangi’ yang diterima sang prabu, mereka berkeberatan masuk islam, dan menyebar ke penjuru sunda untuk tetap dalam keyakinannya. Dan Prabu Siliwangi dikejar hingga ke daerah lebak (baduy sekarang), dan bersembunyi hingga ditinggalkan. Lalu sang prabu di daerah baduy tersebut berganti nama dengan gelar baru Prabu Kencana Wungu, yang mungkin gelar tersebut sudah berganti lagi. Dan di baduy dalamlah prabu siliwangi bertahta dengan 40 pengikut setianya, hingga nanti akan terjadi perang saudara antara mereka dengan kita yang diwakili oleh ki saih seorang yang berupa manusia tetapi sekujur tubuh dan wajahnya tertutupi oleh bulu-bulu laiknya monyet.dan ki saih ini kehadirannya di kita adalah atas permintaan para wali kepada Allah agar memenangkan kebenaran.
Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Budha, Hindu, dan Islam. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes (Garna, 1993). Isi terpenting dari ‘pikukuh’ (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep “tanpa perubahan apapun”, atau perubahan sesedikit mungkin :
Lojor heunteu beunang dipotong, pèndèk heunteu beunang disambung.
(Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)
Objek kepercayaan terpenting bagi masyarakat Kanekes adalah Arca Domas, yang lokasinya dirahasiakan dan dianggap paling sakral. Orang Kanekes mengunjungi lokasi tersebut untuk melakukan pemujaan setahun sekali pada bulan Kalima, yang pada tahun 2003 bertepatan dengan bulan Juli. Hanya puun yang merupakan ketua adat tertinggi dan beberapa anggota masyarakat terpilih saja yang mengikuti rombongan pemujaan tersebut. Di kompleks Arca Domas tersebut terdapat batu lumpang yang menyimpan air hujan.
Apabila pada saat pemujaan ditemukan batu lumpang tersebut ada dalam keadaan penuh air yang jernih, maka bagi masyarakat Kanekes itu merupakan pertanda bahwa hujan pada tahun tersebut akan banyak turun, dan panen akan berhasil baik. Sebaliknya, apabila batu lumpang kering atau berair keruh, maka merupakan pertanda kegagalan panen (Permana, 2003a).Bagi sebagian kalangan, berkaitan dengan keteguhan masyarakatnya, kepercayaan yang dianut masyarakat adat Kanekes ini mencerminkan kepercayaan keagamaan masyarakat Sunda secara umum sebelum masuknya Islam.
Baduy Luar
Baduy Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Baduy Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga Baduy Dalam ke Baduy Luar. Pada dasarnya, peraturan yang ada di baduy luar dan baduy dalam itu hampir sama, tetapi baduy luar lebih mengenal teknologi dibanding baduy dalam.
Penyebab
Mereka telah melanggar adat masyarakat Baduy Dalam.
Berkeinginan untuk keluar dari Baduy Dalam
Menikah dengan anggota Baduy Luar
Proses Pembangunan Rumah penduduk Baduy Luar telah menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Baduy Dalam.
Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.
Baduy Dalam
Baduy Dalam adalah bagian dari keseluruhan Suku Baduy. Tidak seperti Baduy Luar, warga Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka.
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Baduy Dalam antara lain:
Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Puun)
Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)Menggunakan Kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
Masyarakat Kanekes yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Berdirinya Kesultanan Banten yang secara otomatis memasukkan Kanekes ke dalam wilayah kekuasaannya pun tidak lepas dari kesadaran mereka. Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba ke Kesultanan Banten (Garna, 1993). Sampai sekarang, upacara seba tersebut terus dilangsungkan setahun sekali, berupa menghantar hasil bumi (padi, palawija, buah-buahan) kepada Gubernur Banten (sebelumnya ke Gubernur Jawa Barat)
Pada saat ini orang luar yang mengunjungi wilayah Kanekes semakin meningkat sampai dengan ratusan orang per kali kunjungan, biasanya merupakan remaja dari sekolah, mahasiswa, dan juga para pengunjung dewasa lainnya. Mereka menerima para pengunjung tersebut, bahkan untuk menginap satu malam, dengan ketentuan bahwa pengunjung menuruti adat-istiadat yang berlaku di sana. Aturan adat tersebut antara lain tidak boleh berfoto di wilayah Baduy Dalam, tidak menggunakan sabun atau odol di sungai. Namun demikian, wilayah Kanekes tetap terlarang bagi orang asing (non-WNI). Beberapa wartawan asing yang mencoba masuk sampai sekarang selalu ditolak masuk.
Pada saat pekerjaan di ladang tidak terlalu banyak, orang Baduy juga senang berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan syarat harus berjalan kaki. Pada umumnya mereka pergi dalam rombongan kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang, berkunjung ke rumah kenalan yang pernah datang ke Baduy sambil menjual madu dan hasil kerajinan tangan. Dalam kunjungan tersebut biasanya mereka mendapatkan tambahan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Sumber :
1. www.alambudaya.com
2. www.barrykusuma.com
Sunda Wiwitan #Baduy3
Sunda Wiwitan adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah lelugur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda. Akan tetapi ada sementara pihak yang berpendapat bahwa Agama Sunda Wiwitan juga memiliki unsur monoteisme purba, yaitu di atas para dewata dan hyang
dalam pantheonnya terdapat dewa tunggal tertinggi maha kuasa yang tak
berwujud yang disebut Sang Hyang Kersa yang disamakan dengan Tuhan Yang
Maha Esa.
Penganut ajaran ini dapat ditemukan di beberapa desa di provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kenekes,Lebak,Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul,Cosolok Sukabumi; Kampung Naga,Cirebon; dan Cigugur,Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam.
Ajaran Sunda Wiwitan terkandung dalam kitab Sanghyang siksakanda ng karesian, sebuah kitab yang berasal dari zaman kerajaan Sunda yang berisi ajaran keagamaan dan tuntunan moral, aturan dan pelajaran budi pekerti. Kitab ini disebut Kropak 630 oleh Perpustakaan Nasional Indonesia. Berdasarkan keterangan kokolot (tetua) kampung Cikeusik, orang Kanekes bukanlah penganut Hindu atau Buddha, melainkan penganut animisme, yaitu kepercayaan yang memuja arwah nenek moyang. Hanya dalam perkembangannya kepercayaan orang Kanekes ini telah dimasuki oleh unsur-unsur ajaran Hindu, dan hingga batas tertentu, ajaran Islam.[2] Dalam Carita Parahyangan kepercayaan ini disebut sebagai ajaran "Jatisunda".
Ada tiga macam alam dalam kepercayaan Sunda Wiwitan seperti disebutkan dalam pantun mengenai mitologi orang Kanekes:
Sang Hyang Kersa menurunkan tujuh batara di Sasaka Pusaka Buana. Salah satu dari tujuh batara itu adalah Batara Cikal, paling tua yang dianggap sebagai leluhur orang Kanekes. Keturunan lainnya merupakan batara-batara yang memerintah di berbagai wilayah lainnya di tanah Sunda. Pengertian nurunkeun (menurunkan) batara ini bukan melahirkan tetapi mengadakan atau menciptakan.
Cara Ciri Manusia adalah unsur-unsur dasar yang ada di dalam kehidupan manusia. Ada lima unsur yang termasuk di dalamnya:
Prinsip yang kedua adalah Cara Ciri Bangsa. Secara universal, semua manusia memang mempunyai kesamaan di dalam hal Cara Ciri Manusia. Namun, ada hal-hal tertentu yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya. Dalam ajaran Sunda Wiwitan, perbedaan-perbedaan antarmanusia tersebut didasarkan pada Cara Ciri Bangsa yang terdiri dari:
Awalnya, Sunda Wiwitan tidak mengajarkan banyak tabu kepada para pemeluknya. Tabu utama yang diajarkan di dalam agama Sunda ini hanya ada dua.
Meskipun sudah terjadi inkulturasi dan banyak orang Sunda yang memeluk agama-agama di luar Sunda Wiwitan, paham dan adat yang telah diajarkan oleh agama ini masih tetap dijadikan penuntun di dalam kehidupan orang-orang Sunda. Secara budaya, orang Sunda belum meninggalkan agama Sunda ini. [4]
Pamunjungan atau Kabuyutan banyak sekali di Tatar Sunda seperti Balay Pamujan Genter Bumi, Situs Cengkuk, Gunung Padang, Kabuyutan Galunggung, Situs Kawali dll. Di Bogor sendiri sebagi Pusat Nagara Sunda dan Pajajaran dahulu terdapat Banyak Pamunjungan beberapa diantaranya adalah Pamunjungan Rancamaya nama dahulunya adalah Pamunjungan Sanghyang Padungkukan yang disebut Bukit Badigul namun sayang saat ini Pamunjungan tersebut sudah tidak ada lagi digantikan oleh Lapangan Golf.
Pada masanya Pamunjungan yang paling besar dan mewah adalah Pamunjungan Kihara Hyang yang berlokasi di Leuweung (hutan) Songgom, atau Balay Pamunjungan Mandala Parakan Jati yang saat ini lokasinya digunakan sebagai Kampung Budaya Sindang Barang.
Dengan banyaknya Pamunjungan atau Kabuyutan tersebut di Tatar Sunda membuktikan bahwa agama yang dianut atau agama mayoritas orang Sunda dahulu adalah Agama Jati Sunda atau Sunda Wiwitan, ini adalah jawaban kenapa di Sunda sangat jarang sekali diketemukan Candi. Namun begitu, Hindu dan Budha berkembang baik di Sunda bahkan Raja Salaka Nagara juga Tarumanagara adalah seorang Hindu yang taat. Candi Hindu yang ditemukan di Tatar Sunda adalah Candi Cangkuang yang merupakan candi Hindu pemujaan Siwa dan Percandian Batujaya di Karawang yang merupakan kompleks bangunan stupa Buddha.
Penganut ajaran ini dapat ditemukan di beberapa desa di provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kenekes,Lebak,Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul,Cosolok Sukabumi; Kampung Naga,Cirebon; dan Cigugur,Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam.
Ajaran Sunda Wiwitan terkandung dalam kitab Sanghyang siksakanda ng karesian, sebuah kitab yang berasal dari zaman kerajaan Sunda yang berisi ajaran keagamaan dan tuntunan moral, aturan dan pelajaran budi pekerti. Kitab ini disebut Kropak 630 oleh Perpustakaan Nasional Indonesia. Berdasarkan keterangan kokolot (tetua) kampung Cikeusik, orang Kanekes bukanlah penganut Hindu atau Buddha, melainkan penganut animisme, yaitu kepercayaan yang memuja arwah nenek moyang. Hanya dalam perkembangannya kepercayaan orang Kanekes ini telah dimasuki oleh unsur-unsur ajaran Hindu, dan hingga batas tertentu, ajaran Islam.[2] Dalam Carita Parahyangan kepercayaan ini disebut sebagai ajaran "Jatisunda".
Mitologi dan sistem kepercayaan
Kekuasaan tertinggi berada pada Sang Hyang Kersa (Yang Mahakuasa) atau Nu Ngersakeun (Yang Menghendaki). Dia juga disebut sebagai Batara Tunggal (Tuhan yang Mahaesa), Batara Jagat (Penguasa Alam), dan Batara Seda Niskala (Yang Gaib). Dia bersemayam di Buana Nyungcung. Semua dewa dalam konsep Hindu (Brahma, Wishnu, Shiwa, Indra, Yama, dan lain-lain) tunduk kepada Batara Seda Niskala.Ada tiga macam alam dalam kepercayaan Sunda Wiwitan seperti disebutkan dalam pantun mengenai mitologi orang Kanekes:
- Buana Nyungcung: tempat bersemayam Sang Hyang Kersa, yang letaknya paling atas
- Buana Panca Tengah: tempat berdiam manusia dan makhluk lainnya, letaknya di tengah
- Buana Larang: neraka, letaknya paling bawah
Sang Hyang Kersa menurunkan tujuh batara di Sasaka Pusaka Buana. Salah satu dari tujuh batara itu adalah Batara Cikal, paling tua yang dianggap sebagai leluhur orang Kanekes. Keturunan lainnya merupakan batara-batara yang memerintah di berbagai wilayah lainnya di tanah Sunda. Pengertian nurunkeun (menurunkan) batara ini bukan melahirkan tetapi mengadakan atau menciptakan.
Filosofi
Paham atau ajaran dari suatu agama senantiasa mengandung unsur-unsur yang tersurat dan yang tersirat. Unsur yang tersurat adalah apa yang secara jelas dinyatakan sebagai pola hidup yang harus dijalani, sedangkan yang tersirat adalah pemahaman yang komprehensif atas ajaran tersebut. Ajaran Sunda Wiwitan pada dasarnya berangkat dari dua prinsip, yaitu Cara Ciri Manusia dan Cara Ciri Bangsa.Cara Ciri Manusia adalah unsur-unsur dasar yang ada di dalam kehidupan manusia. Ada lima unsur yang termasuk di dalamnya:
- Welas asih: cinta kasih
- Undak usuk: tatanan dalam kekeluargaan
- Tata krama: tatanan perilaku
- Budi bahasa dan budaya
- Wiwaha yudha naradha: sifat dasar manusia yang selalu memerangi segala sesuatu sebelum melakukannya
Prinsip yang kedua adalah Cara Ciri Bangsa. Secara universal, semua manusia memang mempunyai kesamaan di dalam hal Cara Ciri Manusia. Namun, ada hal-hal tertentu yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya. Dalam ajaran Sunda Wiwitan, perbedaan-perbedaan antarmanusia tersebut didasarkan pada Cara Ciri Bangsa yang terdiri dari:
- Rupa
- Adat
- Bahasa
- Aksara
- Budaya
Awalnya, Sunda Wiwitan tidak mengajarkan banyak tabu kepada para pemeluknya. Tabu utama yang diajarkan di dalam agama Sunda ini hanya ada dua.
- Yang tidak disenangi orang lain dan yang membahayakan orang lain
- Yang bisa membahayakan diri sendiri
Tradisi
Dalam ajaran Sunda Wiwitan penyampaian doa dilakukan melalui nyanyian pantun dan kidung serta gerak tarian. Tradisi ini dapat dilihat dari upacara syukuran panen padi dan perayaan pergantian tahun yang berdasarkan pada penanggalan Sunda yang dikenal dengan nama Perayaan Seren Taun. Di berbagai tempat di Jawa Barat, Seren Taun selalu berlangsung meriah dan dihadiri oleh ribuan orang. Perayaan Seren Taun dapat ditemukan di beberapa desa seperti di Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; dan Cigugur, Kuningan. Di Cigugur, Kuningan sendiri, satu daerah yang masih memegang teguh budaya Sunda, mereka yang ikut merayakan Seren Taun ini datang dari berbagai penjuru negeri.Meskipun sudah terjadi inkulturasi dan banyak orang Sunda yang memeluk agama-agama di luar Sunda Wiwitan, paham dan adat yang telah diajarkan oleh agama ini masih tetap dijadikan penuntun di dalam kehidupan orang-orang Sunda. Secara budaya, orang Sunda belum meninggalkan agama Sunda ini. [4]
Tempat suci
Tempat suci atau tempat pemujaan yang dianggap sakral atau keramat dalam Agama Sunda Wiwitan adalah Pamunjungan atau disebut Kabuyutan. Pamunjungan merupakan punden berundak yang biasanya terdapat di bukit dan di Pamunjungan ini biasanya terdapat Menhir, Arca, Batu Cengkuk, Batu Mangkok, Batu Pipih dan lain-lain.Pamunjungan atau Kabuyutan banyak sekali di Tatar Sunda seperti Balay Pamujan Genter Bumi, Situs Cengkuk, Gunung Padang, Kabuyutan Galunggung, Situs Kawali dll. Di Bogor sendiri sebagi Pusat Nagara Sunda dan Pajajaran dahulu terdapat Banyak Pamunjungan beberapa diantaranya adalah Pamunjungan Rancamaya nama dahulunya adalah Pamunjungan Sanghyang Padungkukan yang disebut Bukit Badigul namun sayang saat ini Pamunjungan tersebut sudah tidak ada lagi digantikan oleh Lapangan Golf.
Pada masanya Pamunjungan yang paling besar dan mewah adalah Pamunjungan Kihara Hyang yang berlokasi di Leuweung (hutan) Songgom, atau Balay Pamunjungan Mandala Parakan Jati yang saat ini lokasinya digunakan sebagai Kampung Budaya Sindang Barang.
Dengan banyaknya Pamunjungan atau Kabuyutan tersebut di Tatar Sunda membuktikan bahwa agama yang dianut atau agama mayoritas orang Sunda dahulu adalah Agama Jati Sunda atau Sunda Wiwitan, ini adalah jawaban kenapa di Sunda sangat jarang sekali diketemukan Candi. Namun begitu, Hindu dan Budha berkembang baik di Sunda bahkan Raja Salaka Nagara juga Tarumanagara adalah seorang Hindu yang taat. Candi Hindu yang ditemukan di Tatar Sunda adalah Candi Cangkuang yang merupakan candi Hindu pemujaan Siwa dan Percandian Batujaya di Karawang yang merupakan kompleks bangunan stupa Buddha.
MENGEJUTKAN!! Ternyata si Indonesia ada Tanda-Tanda Iluminati!!!
Iya, kali ini kita akan membahas tentang illuminati di Indonesia. Kedengerannya seru nih, ayo kita bahas lebih lanjut....Tapi saya bukan maksud apa-apa hanya ingin memberikan info saja ^^
Para penganut ILLUMINATI memang gencar sekali dalam menyebarkan pengaruhnya ke seluruh elemen masyarakat, dengan berbagai cara mereka lakukan agar manusia masuk dalam genggaman mereka, baik itu melaui simbol - simbol ILLUMINATI yang mereka sisipkan dalam berbagai aspek, melalui lagu yang mereka buat, melalui film - film layar lebar maupun kartun untuk anak - anak, dan masih banyak lagi cara yang mereka gunakan untuk menjerumuskan manusia kedalam lembah setan. kalau menurut hemat pribadi saya, melalui cara - cara diatas mereka sudah cukup berhasil dalam menjalankan misi mereka, sedangkan di sisi lain mereka sangat diuntungkan dengan adanya pihak yang gencar menolak kehadiran mereka, loh maksutnya gimana? maksutnya semakin banyak orang yang membicarakan soal ILLUMINATI, maka akan membuat orang menjadi tidak asing lagi dengan ILLUMINATI, karena semakin seringnya orang mendengar dan semakin tau tentang ILLUMINATI, hal itu akan menjadi hal yang lumrah bagi kalangan umum walaupun hal tersebut merupakan sesuatu yang negative, karena pada dasarnya sesuatu hal yang sering terdengar dan semakin ditolak akan membuat otak bawah sadar merekamnya tanpa disadari. dan kecenderungan manusia menyukai hal yang negative, terus jalan keluarnya gimana donk??? menurut saya jalan keluarnya adalah dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang ilmu agama khususnya masalah tauhid, dengan demikian maka dengan sendirinya masyarakat akan mengerti yang haq dan yang batil, sekali lagi ini hanya pendapat saya, nah kembali lagi ke topik awal ILLUMINATI DI INDONESIA, ternyata di indonesia sudah cukup berbahaya pengaruh yang masuk, yang tidak kita sadari setiap hari kita di cekoki ama dedengkot setan ini. berikut kasus - kasusnya
Para penganut ILLUMINATI memang gencar sekali dalam menyebarkan pengaruhnya ke seluruh elemen masyarakat, dengan berbagai cara mereka lakukan agar manusia masuk dalam genggaman mereka, baik itu melaui simbol - simbol ILLUMINATI yang mereka sisipkan dalam berbagai aspek, melalui lagu yang mereka buat, melalui film - film layar lebar maupun kartun untuk anak - anak, dan masih banyak lagi cara yang mereka gunakan untuk menjerumuskan manusia kedalam lembah setan. kalau menurut hemat pribadi saya, melalui cara - cara diatas mereka sudah cukup berhasil dalam menjalankan misi mereka, sedangkan di sisi lain mereka sangat diuntungkan dengan adanya pihak yang gencar menolak kehadiran mereka, loh maksutnya gimana? maksutnya semakin banyak orang yang membicarakan soal ILLUMINATI, maka akan membuat orang menjadi tidak asing lagi dengan ILLUMINATI, karena semakin seringnya orang mendengar dan semakin tau tentang ILLUMINATI, hal itu akan menjadi hal yang lumrah bagi kalangan umum walaupun hal tersebut merupakan sesuatu yang negative, karena pada dasarnya sesuatu hal yang sering terdengar dan semakin ditolak akan membuat otak bawah sadar merekamnya tanpa disadari. dan kecenderungan manusia menyukai hal yang negative, terus jalan keluarnya gimana donk??? menurut saya jalan keluarnya adalah dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang ilmu agama khususnya masalah tauhid, dengan demikian maka dengan sendirinya masyarakat akan mengerti yang haq dan yang batil, sekali lagi ini hanya pendapat saya, nah kembali lagi ke topik awal ILLUMINATI DI INDONESIA, ternyata di indonesia sudah cukup berbahaya pengaruh yang masuk, yang tidak kita sadari setiap hari kita di cekoki ama dedengkot setan ini. berikut kasus - kasusnya